Harga Pakan Ayam Mahal, DPR RI Dorong Pemerintah Buka Lahan Produksi Jagung

Anggota Komisi IV DPR-RI, Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema membagikan telur kepada warga Desa Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jumat sore (17/09). (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa
Mahalnya harga pakan ayam petelur yang terjadi akhir-akhir ini membuat Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) asal Jombang, Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema mendorong pemerintah segera membuka lahan produksi jagung seluas-luasnya agar harga jagung sebagai bahan pokok untuk pembuatan pakan ternak ayam petelur bisa ditekan.

Ning Ema menyampaikan hal tersebut saat acara Pencanangan Gerakan Konsumsi Telur Ayam Untuk Membantu Peternak Ayam Petelur Dan Meningkatkan Gizi Di Masa Pandemi di Desa Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabuh Jombang, Jumat sore (17/09).

“Kami akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuka lahan-lahan untuk petani yang akan menanam jagung yang seluas-luasnya,” ungkap Ning Ema.

Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga menyampaikan bahwa, jangan sampai dengan kondisi seperti ini, akan ada impor jagung dari luar negeri, meskipun kementerian yang mengatur tentang impor berada di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan yang bukan stake holder dari Komisi IV DPR-RI.

“Jangan-jangan dengan kondisi seperti ini jagung (impor) mau masuk ke Indonesia. Sehingga jangan sampai rakyat yang rugi, peternak ayam rugi. Pemerintah jangan tinggal diam, pemerintah harus berupaya bagaimana harus membela peternak agar bisa lebih sejahtera,” papar Ning Ema menandaskan.

Menurut Ning Ema, selain dengan cara membuka lahan produksi jagung seluas-luasnya, salah satu cara lain agar harga jagung sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak ayam petelur bisa ditekan yakni dengan cara memperbanyak bantuan benih jagung kepada petani.

“Kami juga akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk memperbanyak bantuan benih-benih jagung,” tandasnya lagi.

Sementara terkait pencanangan gerakan konsumsi telur, Ning Ema menjelaskan, gerakan tersebut merupakan bentuk kepedulian dirinya dan PPP kepada para peternak ayam petelur.

“Kita membeli telur ayam dari para peternak yang saat ini kondisinya sedang terpuruk, karena harga pakannya mahal, karena bahan bakunya untuk membuat pakan dari jagung ini juga mahal,” terangnya.

Kondisi keterpurukan para peternak ayam petelur ini sambung Ning Ema, juga diperparah dengan harga jual telur yang murah dan daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19.

“Sehingga gerakan secara serentak seluruh Indonesia dari PPP ini merupakan bentuk kepedulian kepada peternak-peternak ayam petelur dengan membeli telur dan dibagikan kepada masyarakat,” pungkas Ning Ema.(rif)

Tags: