Harga Pakan Naik, Harga Telur Merosot

Peternak ayam petelur saat memberi pakan ke ayamnya.

Peternak ayam petelur saat memberi pakan ke ayamnya.

Sumenep, Bhirawa
Peternak ayam petelur dikabupaten Sumenep mengeluh, pasalnya harga telur turun, sedangkan harga pakan terus naik, bahkan penjualan telur pun tidak lancar meski kini memasuki pertengahan pulan puasa.
Salah seorang peternak ayam petelur di desa Gadding, Kecamatan Manding, Sumenep, Suhama (45) mengatakan, sejak awal puasa harga telur turun, semula Rp 1.000 per butir, sekarang antara Rp900-950 per butir. Sedangkan harga pakan naik, semula Rp 355 ribu, naik menjadi Rp 360 ribu per 50 kilogram.
“Harga telurnya sekarang antara Rp900-950 per butir, padahal sebelum puasa mencapai Rp1.000 perbutirnya. Sedangkan harga pakan naik Rp5 ribu per 50 kg. Antara harga telur dan harga pakan tidak imbang,” kata Suhama, Minggu (13/7).
Dia memaparkan, selain harga telur turun, jumlah penjualan pun tidak stabil bahkan relatif berkurang. Sebelum memasuki bulan puasa, para peternak ayam petelur sampai kekurangan telur, tapi sekarang maksimal penjualan sampai 80 persen, misanya dari 100 butir telur hanya laku terjual ke konsumen langsung sebanyak 80 butir telur.
“Mungkin karena masih baru menginjak pertengahan puasa, jadi masyarakat yang biasa membuat kue, saat ini belum membuatnya. Makanya jumlah penjualan masih rendah,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Alfadi, peternah ayam petelur di Desa Gadding, juga mengaku harga telur tidak sebanding harga pakan sehingga para peternak ayam petelur mengalami stagnasi. Dia berharap, dihari menjelang lebaran, harga telur bisa naik lagi sehingga para peternak tidak sampai mengalami kerugian. “Para peternak ayam petelur saat ini merasa terpukul dengan rendahnya harga telur dan tingginya harga pakan. Untung saja tidak rugi, bisa dibilang masih menutupi modal yang dikeluarkan,” jelasnya.
Agar tidak terjadi kerugian, para peternak mencampur pakan itu dengan jagung meski harga jagung juga naik, semula Rp3.500 per kg, sekarang menjadi Rp3.800 per kg. “Kami siasati pakan itu dicampur jagung,” imbuhnya.
Sementara itu, kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kabupaten Sumenep, Heny Yulianto mengatakan, sejak awal puasa harg telur ayam horn terjadi penurunan, semula Rp 16 ribu, menjadi Rp 15 ribu per kg, sedangkan harga telur ayam kampung tetap Rp 35 ribu per kg. “Harga telur memang ada penurunan sejak awal bulan puasa. Penyebabnya, kami kurang tahu juga,” ungkap Heny. [sul]

Rate this article!
Tags: