Harga Sembako di Probolinggo Mulai Naik

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Probolinggo, Bhirawa.
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat harga sembilan bahan pokok (sembako) di Probolinggo sudah mulai merangkak naik. Kisaran Rp.2000,- hingga Rp.3000,- per kilo gramnya. Khususnya kenaikan paling mencolok adalah cabai rawit yang hanya dalam waktu 2 hari melonjak hingga 5 kali lipat.
Di berbagai pasar di kota maupun kabupaten Probolinggo, kenaikan terjadi di semua jenis sayuran. Mulai cabai rawit, cabai besar, bawang putih, tomat dan lain sebagainya. Dimana harga tomat dari Rp 2.500 naik menjadi Rp 4.500, bawang putih Rp 12 ribu menjadi Rp 14 ribu per kg. Sedangkan kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah dari harga sebelumnya Rp 8 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg.
Kenaikan tersebut tidak hanya sayur mayur saja, harga daging ayam broiler potong juga ikut-ikutan naik, sebelum naik harganya Rp 22 ribu kini menjadi Rp 27.500.
Hj. Khotijah pedagang sayur mayur di pasar Dringu kabupaten Probolinggo Senin 10/11 mengatakan, kenaikan harga yang ada tersebut karena harga dari petani sudah dinaikkan.
Sudah barang tentu kamipun ikut ikutan menaikkan harga yang sudah ada, jika tidak maka tidak akan dapat barang kalah dengan pedagang dari Surabaya dan malang yang setiap harinya datang untuk membeli sayur mayur di pasar Bawang ini, katanya.
Selain itu pula kenaikan harga sembilan bahan pokok ini disesbkan oleh biaya operasional pertanian  dan pembelian pupuk jelang kenaikan harga BBM sudah ikut ikutan naik padahan BBM sendiri sampai saat ini belum naik, ungkap Khotijah.
Kami pedagang kecil di daerah ini mengharapkan BBM tidak naik, jika naikpun tidak draktis hingga Rp. 3000,- oer liternya. Sebab saat ini saja akibat rencana BBM naik  penghasil pedagang ikut menurun akibat pengaruh akan naiknya BBM tersebut.  “Jelang kenaikan BBM ini, sejumlah sayur mayur terus naik, para pedagang mulai merasakan menurun penghasilan dan pendapatan. Saya berharap BBM tidak naik,” tukas Siti.
Kenaikan itupun terjadi pada Daging sapi semula Rp. 90.000,- perkilo menjadi Rp.95.000,- hingga Rp.100.000,- perkilo. Daging ayam boiler yang semula Rp. 20.000,- menjadi Rp. 25.500,- perkilo. Daging ayam kampung semula Rp. 55.000,- menjadi Rp. 57.500,- perkilo.
Demikina juga dengan harga beras dipasaran ikut merangkak naik, beras IR 64 harga mulai dari Rp.7.850,- perkilo hingga Rp. 10.000,- perkilo. Gula pasir naik menjadi Rp. 9.200,- perkilo.
Harga minnyak goreng  dalam kemasan dua literan dengan harga Rp. 26.500,- sedangkan kemasan curigen 5 literan segharga Rp. 67.000,-. Telor ayam dengan harga 16.500,- per kilogram.
Bawang putih dengan harga Rp. 13.000,- hingga Rp. 15.000,- per kilogram. Cabai merah besar seharga Rp. 38.500,- perkilo gram, Bawang merah justru mengalami kendala  mengenai ulat sehingga banyak yang mati walaupun harga mulai merangkak naik dimana semula harganya untuk kwalitas rendah seharga Rp. 4000,- perkilo gram sedangkan kwalitas super seharga Rp. 8..000,- perkilo gramnya, naik menjadi Rp. 12.000,- perkilo hingga Rp. 16.000,- perkilo. [Wap]

Tags: