Harga Terus Meroket, Gubernur Bakal Kumpulkan Pengusaha Gula

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Meroketnya harga gula pasir hingga Rp 16 ribu per kg di pasaran membuat Gubernur Jatim Dr H Soekarwo turun tangan. Karenanya dalam waktu dekat ini Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo akan mengumpulkan pengusaha dan pabrik gula untuk mengetahui mengapa harga gula terus meroket dalam beberapa hari terakhir.
“Memang hal ini harus kita bicarakan dengan pengusaha dan pabrik gula untuk merasionalkan harga. Saat ini harga gula yang ada begitu mahal. Apalagi harga gula  ditentukan pasar dengan efisiensi. Sementara itu operasi pasar sudah dilakukan,”tegas Pakde Karwo ditemui usai rapat paripurna, Senin (23/5).
Karenanya, gubernur bersama tim  masih akan mengecek kenaikan harga gula ini, apakah masih dalam batas wajar atau sudah berlebihan. “Yang jelas kita cari tahu apakah kenaikan harga itu akibat adanya permainan perantara dari produsen,”tegas pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.
Seperti diberitakan Bhirawa sebelumnya, kenaikan harga gula yang terus merangkak naik mendapat respon cepat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim. Mulai Jumat (20/5), Disperindag mulai menggelar pasar murah khusus gula pasir di beberapa pasar di Jatim.
“Untuk pasar murah khusus gula digelar di sembilan kabupaten/kota di Jatim. Di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Batu, Ponorogo, Madiun dan Tulungagung. Kita bekerjasama dengan PPI (Perusahaan Perdagangan  Indonesia) untuk kegiatan ini. Total gula pasir yang disediakan PPI mencapai 640 ton,” kata Kepala Disperindag Provinsi Jatim Dr Ir M Ardi Prasetyawan MMT.
Menurut Ardi, kegiatan pasar murah sedikit berbeda dengan operasi pasar. Pasar murah hanya menjual komoditi yang berpotensi mengalami kenaikan tinggi. Salah satunya seperti gula pasir dan bawang merah. Tujuannya untuk menstabilkan harga di pasaran dan mengendalikan inflasi. Untuk di Surabaya, pasar murah gula ini digelar di Pasar Wonokromo.
Terpisah,  anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto mensinyalir kenaikan gula  pasir di pasaran hingga Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu per kg imbas dari permainan distributor yang memborong gula Jatim dan dijual ke pasar luar Jatim. Akibatnya, stok di Jatim habis dan imbasnya pada mahalnya harga gula pasir di pasaran. Dan jelas ini artinya ada permainan pihak tertentu. Padahal pada April lalu harga gula masih di kisaran Rp 11 ribu per kg.
“Meroketnya harga gula imbas dari distributor yang memborong gula Jatim untuk dijual di luar Jatim. Dampaknya Jatim kekurangan pasokan gula. Tidak hanya itu peran Bulog yang harusnya menjadi penyangga pangan malah tidak melakukan langkah tepat untuk menekan harga gula, ironisnya lagi langkah antisipasi pun tidak dilakukan Bulog,” papar politisi dari Fraksi Demokrat ini.
Subianto menegaskan, terkait ulah distributor menjual gula Jatim ke luar Jatim menurutnya pemerintah tidak bisa melakukan pembatasan dikarenakan itu bagian dari pasar bebas. Yang harusnya melakukan langkah antisipasi adalah Bulog Jatim karena peran Bulog adalah penyangga pangan (buffer stock), tapi faktanya Bulog tidak bisa menjalankan peran dan fungsinya. Imbasnya saat kondisi stok pangan minim, harga langsung meroket tajam, karena memang tidak ada langkah antisipatif yang dilakukan Bulog.
“Peran Bulog harus dimaksimalkan, di saat stok pangan terbatas, Bulog harus menggerojok pasar dengan stok yang ada. Langkah tersebut sebagai upaya menekan harga gula, bukan malah dibiarkan tidak ada solusi dari Bulog untuk menekan harga. Harusnya pemerintah mengevaluasi kinerja Bulog, karena tidak bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai penyangga pangan,” imbuh politisi asal Kediri ini. [cty]

Tags: