Stok BBM Sejumlah SPBU di Jatim Kosong

Sejumlah SPBU di Jombang kehabisan stok pada saat harga baru BBM subsidi diberlakukan, Senin (19/1). Akibatnya warga setempat kebingungan untuk mengisi BBM kendaraan mereka.

Sejumlah SPBU di Jombang kehabisan stok pada saat harga baru BBM subsidi diberlakukan, Senin (19/1). Akibatnya warga setempat kebingungan untuk mengisi BBM kendaraan mereka.

Jombang, Bhirawa
Pemerintah resmi telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar dan premium mulai Senin (19/1) hari ini. Namun sejumlah SPBU di berbagai daerah di Jatim di  malah mengalami kekosongan stok. Akibatnya warga kesulitan mengisi BBM kendaraan mereka.
Sejumlah SPBU di Kabupaten Jombang hingga memasang papan pengumuman bahwa premium dan solar habis. Di antaranya adalah SPBU Jl Raya Tembelang, SPBU Jl Brigjen Kretarto Sambong, SPBU Jl Gatot Subroto dan SPBU Jl Yos Sudarso Denanyar.  “Tadi saya sudah keliling di beberapa SPBU. Tapi semuanya kosong. Terutama BBM jenis premium. Daripada motor saya tidak bisa jalan, akhirnya dengan terpaksa membeli bensin eceran, meski harganya lebih mahal. Sebagian juga terpaksa beli pertamax karena sudah telanjur antri,” ujar Umar Sanusi, salah satu warga Ngoro saat berada di SPBU di Jalan Brigjen Kertarto Sambong Jombang, Senin (19/1).
Terkait kelangkaan BBM jenis solar dan premium ini, Joko Prasetyo, karyawan SPBU Jl Brigjen Kretarto, menjelaskan, stok BBM di SPBU tempatnya bekerja sudah habis sejak pukul 07.00 kemarin pagi. Ia juga memastikan bahwa pasokan dari Pertamina, akan datang dua hari lagi. Hal itu karena pihak SPBU juga baru melakukan pemesanan atau DO (Delivery Order)  kemarin. “Mungkin dua hari lagi stok BBM, utamanya premium baru tersedia,” ujar Joko.
Turunnya harga minyak dunia dalam beberapa pekan terakhir ini membuat pemerintah mengambil kebijakan menurunkan harga BBM subsidi. Untuk premium saat ini dijual dengan harga Rp 6.600 per liter. Harga itu turun Rp 1.000 jika dibanding sebelumnya. Demikian juga solar, yakni turun Rp 850. Sebelumnya harga solar Rp 7.250 sekarang menjadi Rp 6.400 per liter.
Berbeda dengan sejumlah SPBU yang seperti sengaja mengosongkan BBM mereka akibat penurunan harga. SPBU di Jl KH Wahab Chasbulla Tambakberas, sore kemarin, diserbu warga. Bahkan, antrean panjang nampak hingga ke Jalan raya.” Sejak pagi, kita mencari bensin kosong semua, mumpung sudah ada di sini, terpaksa ikut ngantre, “ujar Amir salah satu warga yang terlihat mengantre dengan puluhan kendaraan roda dua.
Di Kabupaten Tuban BBM subsidi juga sulit didapat. Di depan sejumlah SPBU terpasang papan pengumuman jika BBM premium dan pertamax kosong. Sedangkan SPBU yang masih memiliki stok BBM mengalami antrean panjang.
Dari pantauan Bhirawa, kosongnya stok BBM terjadi antara lain di SPBU Jalan Pahlawan, Manunggal, dan RE Martadinata. Sedangkan SPBU yang berada di Jalan Wahidin Sudirohusodo mengalami antrean yang cukup panjang.
Kosongnya stok BBM di sejumlah SPBU ini setelah pemerintah menurunkan harga  BBM subsidi yang berlaku mulai Senin kemarin.  “Pasokan BBM subsidi di sejumlah SPBU di Tuban kosong.  Di SPBU Gerdu Laut stok juga kosong,” Kata Ghofar yag akan ikut ngantre BBM.
Sementara salah satu petugas SPBU saat dikonfirmasi Bhirawa terkait dengan hal tersebut mengungkapkan, kalau pihaknya juga menunggu DO dari PT Pertamina. Akibatnya banyak warga yang balik kucing ataupun memilih menunggu dengan duduk-duduk di sekitar lokasi SPBU. “Hampir semua jenis BBM tidak ada stok, nunggu kiriman dari Pertamina,” kata Yono, salah satu petugas SPBU di Tuban.
External Relation Pertamina Marketing Operation Region V Jawa Timur Heppy Wulansari saat dikonfirmasi mengungkapkan kalau para pengusaha SPBU masih enggan menebus DO kepada PT Pertamina. “Pengusaha SPBU belum menebus DO karena itu stok BBM di SPBU menipis,” kata Heppy Wulansari terkait kosongnya sejumlah SPBU di Kabupaten Tuban.
Belum ditebusnya DO oleh pengusaha SPBU inilah yang menjadikan sejumlah SPBU yang ada di wilayah Tuban mengalami kekosongan BBM.  Tetapi, Heppy meyakinkan kalau para pengusaha SPBU sudah melakukan penebusan DO sejak kemarin agar pelayanan kepada masyarakat  kembali normal.
Di Kota Batu banyak warga mendatangi dan membeli BBM di sejumlah SPBU. Akibatnya, terjadi antrean panjang mobil dan motor di sejumlah SPBU di kota berhawa sejuk itu. Salah satu SPBU yang ‘diserbu’ warga adalah SPBU Lahor yang berada di sebelah timur Kantor Balaikota Batu. Antrean panjang mobil terlihat dari depan SPBU hingga mendekati kantor Balaikota. “Sebenarnya lonjakan pembeli ini sudah kita prediksi akan terjadi. Namun kita tidak mengira jika antrean yang ada akan sebanyak ini,”ujar pengawas SPBU Lahor, Sutikno, Senin (19/1).
Untuk mengantisipasi lonjakan pembeli ini, katanya, pihaknya telah mengajukan penambahan kuota pengiriman BBM kepada Pertamina. Jika pada hari normal pihaknya mendapatkan kiriman 24 ton liter BBM, maka pada awal pemberlakuan harga baru ini pihaknya meminta kuota untuk SPBUnya ditambah menjadi 32 ton liter.
Dengan langkah tersebut, diharapkan SPBU Lahor tidak akan sampai kehabisan BBM. Langkah serupa juga diambil oleh pengawas SPBU Beji. Namun kepadatan pembeli di SPBU Beji tidak setinggi atau seramai di SPBU Lahor.
Meskipun telah ada penambahan kuota, namun bukan berarti pengelola SPBU terbebas dari masalah. Masalah kembali muncul ketika SPBU didatangi pembeli dengan membawa jeriken.
Sebenarnya, membeli BBM dengan menggunakan jeriken bukan suatu pelanggaran. Karena ada jatah pembelian BBM hingga maksimal 30 liter yang bisa diberikan pada pembeli berjeriken. Namun yang terjadi kemarin, para pembeli berjeriken memaksa untuk membeli BBM lebih dari 30 liter.
Turunnya harga BBM ini tak hanya menimbulkan euforia di masyarakat. Tapi juga adanya tuntutan turunnya tarif angkutan kota (angkota) di Kota Batu. Namun dalam waktu dekat akan ada pertemuan antara Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Batu dengan perwakilan sopir angkot untuk membahas tarif angkot.
Ketua angkot jalur Langdungsari-Batu Sujarwo mengatakan, sebagai konsekuensi turunnya harga BBM, pihaknya juga siap untuk menurunkan tarif angkot untuk kedua kalinya. “Adapun untuk besaran turunnya tarif angkot itu masih akan kita koordinasikan dengan perwakilan 9 jalur angkot bersama Dishub. Diharapkan harga BBM ini akan stabil atau tidak naik lagi agar tarif angkot juga akan ikut stabil,”ujar Sujarwo. [rur,hud,nas]

Tags: