Harganas XXI sebagai Momentum Tingkatkan Kualitas Keluarga

16-harganasSurabaya, Bhirawa
Sebagai negara terbesar nomer empat di dunia, Indonesia mempunyai berbagai pontesi  alam dan manusia. Dengan berbekal jumlah penduduk dan sumber daya alam yang melimpah tidak mustahil Indonesia akan menjadi negara maju dan terbesar di Asia. Melalui Peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) XXI Tahun 2014 di Surabaya potensi manusia khususnya, keluarga akan menjadi faktor penting dalam membentuk bangsa yang maju dan bermartabat.
Wakil Presiden RI, Prof Boediono mengatakan, peringatan Harganas XXI tahun 2014 diharapkan menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran keluarga. Peran ibu untuk membangun karakter melalui keluarga sangat penting.
“Ini tanpa mengurangi peran bapak-bapak dalam keluarga,” kata Boediono dalam sambutannya pada acara Harganas ke-21 di Lapangan Komando Daerah Militer Brawijaya, Surabaya, Sabtu, 14 Juni 2014.
Menurutnya, sampai saat ini banyak program pemerintah yang mengandalkan perempuan sebagai tumpuan untuk pembangunan keluarga, di antaranya program pada bidang kesehatan,  pendidikan, serta penanggulangan kemiskinan. Program-program tersebut menjadikan keluarga sebagai sasarannya.
“Kita harus memberikan apresiasi yang tinggi kepada peran ibu dalam membina kualitas keluarganya. Tanpa peran ibu maka kualitas keluarga tidak akan meningkat,” katanya.
Dijelaskannya, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki tingkat kesulitan tinggi dan membutuhkan kerja keras dalam meningkatkan dan membina kualitas manusia.
“Ini menjadi tantangan tersendiri, sehingga diperlukan kerjasama dan kordinasi dengan banyak pihak,” katanya.
Karena itu, dengan momentum peringatan Harganas pada tahun ini, semua komponen bangsa dapat bahu-membahu untuk menyelesaikan masalah kependudukan di Indonesia, salah satunya bisa dimulai dengan pembatasan kelahiran anak.
Untuk mensukseskan program KKB, Boediono meminta kepada para kepala daerah se-Indonesia untuk ikut menyukseskan program kependudukan dengan menyusun program-program serta kegiatan-kegiatan kependudukan dan keluarga berencana secara terpadu. “Pemerintah bersama seluruh unsur masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk mendorong dan menciptakan iklim yang sehat bagi pembentukan keluarga Indonesia yang sehat dan sejahtera,” paparnya.
Kedepan dengan Peringatan Harganas ke-21 kata Wapres, semua pihak harus bertekad memantapkan langkah untuk menggerakkan kembali program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Tanah Air.
“Program-program itu diarahkan pada pengendalian jumlah penduduk dan pengaturan jarak kelahiran, peningkatan kualitas penduduk, hingga peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kegiatan bina keluarga yang meliputi balita, anak remaja, hingga lansia,” katanya.
Untuk mencapai sasaran-sasaran itu semua, kata dia, perlu penggunaan data yang sama dan perlunya koordinasi sasaran oleh semua pihak untuk program-program di ketiga bidang tersebut.
“Baik di tingkat pusat maupun daerah, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya. “Tapi bagaimanapun baiknya rencana kebijakan, akhirnya semua ditentukan oleh kegigihan pelaksana dan pelaksananya,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),  Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK. Fasli mencontohkan bonus demografi di Indonesia yang diprediksi bakal terjadi pada 2030-an tidak akan terjadi kalau perempuan yang terserap ke pasar kerja hanya sedikit.
Ada empat syarat mutlak agar suatu bangsa bisa meraih keuntungan sebesar-besarnya pada saat bonus demografi datang. Syarat itu adalah adanya angkatan kerja yang berlimpah, tersedianya lapangan kerja yang dapat menyerap angkatan kerja tersebut, masyarakat memiliki tabungan dan perempuan yang terserap ke pasar kerja.
Dengan jumlah anak yang sedikit, lanjut dia, kemungkinan perempuan untuk bekerja dan mengasah ketrampilan semakin besar. Saat semakin banyak perempuan bekerja yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga otomatis pendapatan perkapita Indonesia terdongkrak. Selain itu dengan bekerja, perempuan akan melahirkan lebih sedikit anak dari pada yang tidak bekerja. Imbasnya alokasi anggaran untuk kesejahteraan anak dapat berkurang dan bisa diahlihkan untuk pemberdayaan angkatan kerja.
Bonus demografi sendiri adalah suatu kondisi disaat angkatan kerja yang menanggung jauh lebih banyak dibandiingkan penduduk tidak produktif (anak dan lansia). Kondisi ini hanya terjadi satu kali dialami oleh bangsa Indonesia. Jepang dan Korea Selatan adalah contoh negara yang sukses menjadi negara maju dengan memanfaatkan momentum bonus demografi.
Program Keluarga Berencana (KB) yang cukup sukses dilakukan pada medio 1970-1980-an sehingga dapat mencegah 100 juta kelahiran membuat kedatangan bonus demografi di Indonesia lebih cepat.
Jika pada 1970-an 100 penduduk produktif menanggung 86 penduduk nonproduktif, pada saat ini 100 penduduk produktif menanggung 50 non produktif, pada 2030-an nanti 100 penduduk produktif hanya akan menanggung 46 penduduk nonproduktif. Namun, Fasli mengigatkan peluang bonus demografi itu bakal sirna jika tingkat kelahiran gagal ditekan sehingga kelahiran baru penduduk nonproduktif pada 2030-an akan bertambah.

Gelar Dagang Harganas XXI Fasilitasi UPPKS dan UP2K
Pameran dan Gelar Dagang Harganas XXI yang diikuti oleh 177 peserta yang berlangsung tanggal 12-14 Juni 2014 di Surabaya memberikan peluang besar bagi   Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) untuk berkembangan. Berbagai pruduk dan hasil kerajinan disajikan oleh kelompok UPPKS dan UP2K dalam acara Harganas XXI.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK, ditemui saat acara pembukaan Pameran dan Gelar Dagang Hari Keluarga Nasional di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/6) mengatakan, jumlah angkatan kerja Indonesia sekarang mencapai 200 juta orang, sebanyak 50 persen lebih adalah angkatan kerja perempuan.
“Oleh itu kita harus memberi kesempatan kepada perempuan untuk bekerja dan saat inilah kesempatan keluarga Indonesia memanfaatkan peluang-peluang mendapat pekerjaan agar bisa menabung. Begitu juga bagi negara, angka ketergantungan yang rendah seharusnya bisa menjadi modal pembangunan,” ujarnya.
Hadirnya kelompok UPPKS dan UP2K pada Gelar Dagang Harganas XII menunjukkan keseriusan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. UPPKS merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga yang sudah mengikuti program KB.
“Adanya pameran dan gelar dagang ini bisa menjadi kesempatan berinteraksi antarkelompok dari berbagai daerah sekaligus memperluas jaringan. Sekarang ini dunia mulai menoleh kembali tradisi dan potensi budaya lokal karena mempunyai nilai-nilai kukltural. Ini bisa diangkat menjadi peluang di dunia internasional,” kata Fasli.
Batik-batik asal Indonesia kini sudah banyak beredar di Paris dan di kota-kota besar dunia, bahkan produk-produk Indonesia pun disajikan di kantor PBB.  Hal ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan industri kreatif berbahan lokal Indonesia sekaligus menyerap tenaga kerja Indonesia.
Sementara itu. Ketua Harian Dewan Kerajinan Indonesia, Ny Vita Gamawam Fauzi yang juga Ketua Umum Harganas XXI mengatakan, Indonesia tidak bisa menghindar dari pasar global ASEAN pada 2015.
“Kita sudah bisa melewati krisis global. Kita harus terus berusaha agar keluarga-keluarga Indonesia bisa menjadi obyek sekaligus subyek pembangunan,” kata Vita yang saat itu membuka Pameran dan Gelar Dagang Harganas XXI mewakili Ketua Umum Dekranas, Ny Herawati Budiono.
Lebih lanjut Vita mengatakan, tahun depan pasar ekonomi global mulai dilaksanakan, perajin harus siap menghadapi ini, agar bisa bersaing,  mereka harus tingkatkan kemampan dan kualitas hasil produk sehingga mampu bersaing dengan produk asing.
“Kita harus memakai produk dalam negeri, untuk membantu mempromosikan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Rangkaian Kegiatan Keluarga Nasional XXI Tahun 2014
Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Keluarga Nasional XXI Tahun 2014 telah diselenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia, kurang lebih 15.000 orang yang digelar mulai tanggal 12 s/d 14 Juni 2014. Diantaranya adalah  kunjungan ke Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PUSYAN GATRA), Temu Pengelola Dan Pelaksana Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan Keluarga Tingkat Nasional Tahun 2014, Live Talkshow di TVRI Jawa Timur, Pameran dan Gelar Dagang Hari Keluarga Nasional XXI Tahun 2014, Seminar Remaja, Sosialisasi Pentingnya PHBS Antara Lain Mencuci Tangan Pakai Sabun Dalam Upaya Menekan Angka Kematian Ibu dan Balita, Sarasehan Peningkatan Kompetensi Bagi Petugas Lapangan KB se-Indonesia, Jamuan Selamat Datang oleh Walikota Surabaya, Senam dan Jalan Sehat, Pengukuhan Konselor Sebaya Surabaya, Seminar Nasional Peduli Kesehatan Ibu, Jamuan Kenegaraan bersama Wakil Presiden RI.
Pesan Harganas XXI Tahun 2014.

Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec
Wakil Presiden RI, Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec mengatakan peringatan Hari Keluarga Nasional 2014 diharapkan bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran keluarga.
“Ini momentum untuk mengingatkan kembali peran keluarga bagi kehidupan pribadi, bagi generasi penerus bangsa ataupun bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Wapres Boediono saat menghadiri Harganas 2014 di Lapangan Makodam V Brawijaya,Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu kemarin.
Dia menambahkan kualitas keluarga menentukan kualitas manusia, sementara itu kualitas manusia menentukan kualitas suatu bangsa. “Berhasil tidaknya kita memajukan suatu bangsa tergantung berhasil atau tidaknya kita menjadikan keluarga yang berkualitas,” katanya.
Dia menambahkan, kualitas manusia dilihat berdasarkan keterampilan, keahlian, kemantapan pribadi dan keteguhan karakter. “Seluruhnya bisa dimulai dari asuhan keluarga yang berkualitas,” katanya.

Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK mengatakan, diselenggarakannya Harganas tahun ini dimungkinkan menjadi semangat bagi keluarga Indonesia dalam menyambut bonus demografi. Menurutnya, bonus demografi di Indonesia yang diprediksi bakal terjadi pada 2030-an tidak akan terjadi jika masyarakat tidak menyiapkannya.
”Harganas ini merupakan waktu yang tepat dalam memacu perbaikan kualitas keluarga Indoensia, sehingga peringatan ini tidak hanya dimaknai sebagai rutinitas melainkan lebih pada maknanya,” ucapnya.

DR. Sudibyo Alimoeso, MA
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, DR. Sudibyo Alimoeso, MA menambahkan, Harganas 2014 bertujuan untuk mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya menerapkan fungsi keluarga secara optimal.”Ada delapan fungsi keluarga yang harus dijalankan oleh setiap keluarga Indonesia,” tuturnya.
ia menjelaskan, delapan fungsi keluarga di antaranya fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, dan pendidikan. Selain itu, fungsi ekonomi dan fungsi pelestarian lingkungan. Dengan fungsi keluarga, tambah Sudibyo, maka diharapkan bisa menghindari terjadinya kejahatan-kejahatan seksual terhadap anak.
“Ini tantangan kita bersama, pelaksanaan hari keluarga 2014 diwarnai dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak,” ucapnya.

Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip Com
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip Com mengungkapkan, diselenggarakannya Harganas XXI dapat memacu semangat warga Jatim dan Indonesia untuk bersama-sama mengawal program KKB.
Selain itu juga memcu semangat dari petugas KB di lapangan untuk selalu bekerja lebih giat kembali.
Menurutnya, sebagai tuan rumah Harganas ke-21 dapat menjadi semangat bagi BKKBN Jatim dalam mencapai target Kontrak Kinerja Pemerintah (KKP) .
”Jika dilihat targat KKP yang diberikan tahun ini jauh lebih besar daripada tahun kemarin. Yang pasti semangat Hargnas akan mempercepat pencapaian target KKP,” ucapnya dengan nada mantap ini. [dna*]

Tags: