Harganya Rendah, Warga Olah Singkong Jadi Gaplek

Warga saat mengupas singkong hasil panen untuk dijadikan gaplek. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Rendahnya harga singkong dari kisaran angka Rp700 per kilogram hingga Rp900 per kilogram masih menjadi dilema bagi warga di Bubulan Bojonegoro. Bahkan warga Dukuh Karangpacar, Desa Cancung Kec Bubulan, Bojonegoro memanfaatkan singkong yang telah dipanen sebagian diolah menjadi tiwul dan gaplek setelah proses pemanenan dari kebun yang dimilikinya.
Saat ini, kata gunawan (40) bersama sang isteri, Wiwik (40), mengatakan harga singkong per kilogram hanya Rp900. Sedangkan harga gaplek per kilogramnya Rp1.700.
“Dari itu kami buat terobosan. Singkong kami buat gaplek, dan dijual ke pengepul sekitar.  Selain itu, kami jadikan nasi tiwul untuk konsumsi sendiri,” kata Gunawan sembari dengan istrinya mengupas singkong untuk dijadikan gaplek, Kamis (3/8) kemarin.
Proses penjemuran singkong untuk menjadi gaplek menyesuaikan kondisi cuaca jika cuaca cukup panas, dalam waktu seminggu gaplek sudah siap diolah menjadi tiwul yang bisa dimasak untuk pengganti nasi.
Sebagai daerah penghasil singkong, memanfaatkan tiwul sebagai nasi menjadi hal yang biasa dilakukan para warga terutama wilayah itu yang jarang memiliki lahan pertanian sawah tapi hutan.
“Kami membuat gaplek karena saat ini singkong dianggap tak ada harganya bahkan masih jauh dari harapan warga, kami menjual juga terpaksa karena sudah terlanjur panen dan harus menutupi biaya produksi,” jelasnya.
Musim hujan diduga menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas singkong sehingga menyebabkan harga menjadi rendah. Sebagian petani bahkan harus rela menjual singkong dengan harga yang rendah bahkan sebagian mempergunakan singkong sebagai bahan baku pembuatan gaplek, yang selanjutnya diolah menjadi butiran makanan yang dikenal dengan tiwul untuk bahan makanan tambahan. [bas]

Tags: