Hari Ini, 607.087 Siswa SMP Jatim Ikuti UN

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Ujian Nasional (UN) jenjang SMP/MTs dan sederajat akan dimulai, Senin (4/5) hari ini hingga Kamis (7/5) mendatang. Sebanyak 607.087 siswa SMP/MTs dan sederajat dari 9.047 lembaga di Jatim dijadwalkan akan mengikuti UN ini.
Seperti halnya UN SMA/MA/SMK, UN SMP ini juga akan menggunakan dua metode, yakni berbasis Paper Based Test (PBT) dan Computer Based Test (CBT). Namun, pelaksana UN CBT jenjang SMP di Jatim tidak sebanyak tingkat SMA. Hanya 11 sekolah dengan total 3.197 sekolah yang bakal mengikuti UN berbasis komputer.
Sekolah penyelenggara UN CBT di Jatim itu antara lain SMPN 4 Kediri, MTsN 2 Kediri, SMPN1 Gresik, SMP Muhammadiyah 12 Gresik, SMPN 1 Lamongan, SMPN 1 Mejayan Madiun, SMPN 1 Geger Madiun, SMPN 1 Singosari Malang, SMPN 4 Kepanjen Malang, SMPN 2 Pandaan Pasuruan dan SMPN 1 Lumajang.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rahman mengatakan, tahun depan jumlah pelaksana UN CBT SMP harus bertambah. Termasuk Surabaya yang tahun ini tidak ikut, tahun depan harus terlibat. “Dari Surabaya sudah klarifikasi ke kita. Intinya tidak menolak, tapi karena jumlah sekolah pilot project-nya terlalu sedikit,” kata Saiful, Minggu (3/4).
Saiful yakin, pelaksanaan UN PBT mapun CBT SMP ini akan berlangsung dengan baik. Sebab, semua persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari oleh panitia pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga di sekolah. Termasuk naskah soal, sejak dua hari lalu telah didistribusikan sampai ke tingkat polsek.
Sementara di Surabaya, UN SMP/MTs yang 43193 siswa dari 306 lembaga ini akan berlangsung lebih menegangkan. Sebab, meski bukan penentu kelulusan, hasil UN akan menjadi penentu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK. Apalagi untuk mendaftar ke SMA kawasan, nilai yang harus diperoleh siswa minimal 8.
“Standar kompetensi minimalnya tetap sama dengan SMA yakni 5,5. Tapi, kalau bisa targetnya lebih tinggi kalau ingin masuk sekolah kawasan,” tutur Kepala Dindik Surabaya Ikhsan.
Menurut Ikhsan, UN memang tidak 100 persen jadi penentu PPDB. Karena persentase penilaian PPDB di sekolah kawasan memakai kuota 40 persen dari UN dan 60 persen dari hasil Tes Potensi Akademik (TPA).
Ikhsan mengakui, siswa tidak mudah untuk mendapatkan nilai 8 karena standar soal dari tahun ke tahun terus meningkat. Akan tetapi, Ikhsan yakin jika seluruh komponen pendidikan di Surabaya, baik kepala sekolah, guru, orangtua, pengawas sekolah, siswa dan lainnya sudah melakukan berbagai kegiatan untuk menyiapkan UN. “Mulai try out selama berbulan-bulan, doa bersama, hingga memastikan jika kondisi ruangan ujian steril,” ungkap dia.
Menurut mantan kepala Bapemas dan KB Surabaya itu, untuk menjaga UN SMP berlangsung tanpa kecurangan, akan ada 4.650 pengawas. Setiap ruang akan dijaga oleh satu petugas dengan 20 peserta UN.”Sejak Jumat ruangan sudah disterilkan,” tandasnya.
Rencananya, hari ini berbagai pejabat dan instansi akan melakukan sidak langsung ke berbagai sekolah untuk memantau proses UN. Di antaranya yang akan melakukan sidak yakni Gubernur Jatim, Wali Kota Surabaya, DPR, Dewan Pendidikan dan pengawas sekolah.
Sementara Kabid Pendidikan Dasar Dindik Surabaya Eko Prasetyoningtyas memaparkan pada hari pertama UN, siswa akan mengerjakan soal Bahasa Indonesia dengan bentuk soal adalah pilihan berganda sebanyak 50 butir soal. Kemudian, pada Selasa (5/5) dilanjutkan dengan Matematika dengan bentuk soal adalah pilihan berganda sebanyak 40 soal. “Rabu Bahasa Inggris dengan 50 butir soal dan Kamis  IPA dengan 40 butir soal,” jelasnya. [tam]

Tags: