Hari Ini, TPA SMP Kawasan Digelar

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Tahapan seleksi masuk sekolah kawasan mulai digelar Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya dengan Tes Potensi Akademik (TPA). Tes untuk mengukur potensi figural, verbal dan numerikal dimulai dari jenjang SMP kawasan, Rabu (29/6) hari ini.
Sebanyak 13 sekolah telah disiapkan untuk 5.509 pendaftar yang telah masuk hingga, Senin (27/6) pukul 23.59.
Ketua PPDB Surabaya Yusuf Masruh mengatakan pendaftaran PPDB jalur sekolah kawasan ditutup dengan 10.406 pendaftar. Rinciannya 5.509 pendaftar tingkat SMP dan 4.897 pendaftar SMA kawasan.
Yusuf mengimbau para peserta yang akan mengikuti TPA untuk membawa kartu tes yang berisi nomor peserta. Selain itu, peserta juga bisa menggunakan nomor Ujian Nasional (UN). “Jangan lupa, panitia tidak menyediakan peralatan tulis seperti pensil 2B dan lain-lain. Jadi peserta bisa menyiapkan sendiri,” terang Yusuf, Selasa (28/6).
Terkait lokasi ujian, Yusuf berharap peserta sudah mengetahui sehari sebelumnya. Sehingga tidak kebingungan saat pelaksanaan. Kendati demikian, jika ada peserta yang salah tempat, maka tetap bisa mengerjakan di lokasi tersebut. “Kalau salah tempat tes, silakan mengikuti di sekolah itu saja. Panitia tetap bisa melayani,” terang pria yang juga Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Surabaya itu.
Yusuf menjelaskan, seleksi dengan TPA merupakan proses untuk penyaringan siswa yang diharapkan dapat memprediksi keberhasilan dalam proses belajar. Lebih dari itu, pengukuran TPA juga akan memberikan profil kemampuan berpikir siswa.
Tes TPA dipergunakan untuk seleksi SMP dan SMA di sekolah. “Selama TPA peserta tidak boleh membawa alat bantu hitung seperti kalkulator. Tapi siswa juga tidak perlu khawatir karena ini hanya menyangkut logika saja,” katanya.
Ketiga belas lokasi TPA itu antara lain, SMAN 5, SMAN 2, SMAN 1, SMAN 9, SMPN 1, SMAN 6, SMN 8, SMPN 6, SMPN 37, SMPN 9, SMAN 7 SMPN 3, dan SMPN 4. Sedangkan TPA untuk SMA menggunakan semua sekolah seperti TPA jenjang SMP namun minus  SMPN 3, dan SMPN 4
Terkait rendahnya peminat pada sekolah kawasan, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menuturkan perlu ada evaluasi secara menyeluruh. Karena sejauh ini, tidak ada pendampingan yang intensif bagi sekolah kawasan. Misalnya dari perguruan tinggi atau program-program khusus dari Dindik Surabaya. “Kepercayaan masyarakat saat ini mulai turun. Sekolah kawasan yang seharusnya menjadi sekolah bermutu imbasnya tidak lagi dianggap seperti itu,” terang Martadi.
Padahal, lanjut Martadi, konsep sekolah memiliki kualifikasi khusus. Mulai dari persaingan dalam PPDB, kualifikasi guru, dan mutu sekolah. “Konsep awalnya memang sekolah kawasan itu eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional),” tutur dosen Prodi Seni Rupa Unesa itu.
Sejauh ini, sekolah kawasan telah diproteksi oleh Dindik Surabaya. Mulai dari input siswa yang diterima melalui seleksi khusus. Sehingga seharusnya out put yang dihasilkan bisa lebih baik dari sekolah reguler. “Kalau memang sekolah kawasan itu tidak dapat bersaing dengan sekolah reguler, hilangkan saja statusnya dari kawasan,” pungkas Martadi. [tam]

Rate this article!
Tags: