Hari Kanker Sedunia, Indonesia Masuk Kategori Perokok Terberat Usia Dini

Kebiasaan buruk anak anak di bawah umur merokok aktif.

Surabaya, Bhirawa.
Pakar kesehatan Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, SKM., M.Kes memegaskan bahwa Perokok di Indonesia yang berdasarkan Tobacco Atlas, Indonesia menjadi salah satu dari lima negara dengan jumlah konsumsi rokok terbanyak di dunia, yakni 173 miliar batang pada tahun 2006 dan meningkat secara signifikan menjadi 316 miliar batang pada tahun 2018. Prevalensi perokok penduduk berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2018 mencapai 33,8 persen (Riskesdas, 2018) yang juga mengalami peningkatan dari tahun 2016, yakni sebesar 32,8 persen (Sirkesnas, 2016).

Dikatakan, perilaku Merokok di dalam Rumah bersama dengan Anggota Keluarga dan Dampaknya terhadap Stunting. Perilaku merokok di dalam rumah bersama dengan anggota keluarga menyebabkan tingginya prevalensi perokok pasif di dalam rumah.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, tercatat lebih dari 158 juta terpapar oleh asap rokok di dalam rumah dan 13 juta di antaranya adalah anak berusia 0 – 4 tahun. Hal ini menjadi ancaman bagi tumbuh kembang balita sebagaimana dinyatakan bahwa paparan asap rokok, baik selama masa kehamilan maupun selama masa tumbuh kembang anak, memiliki hubungan dengan adanya risiko stunting, khususnya pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah (Nadhiroh et al, 2020).

Kehadiran paparan asap rokok pada saat janin berada dalam kandungan hingga bayi berusia 6 bulan, ditambah kondisi ibu dengan anemia saat kehamilan dimungkinkan menyebabkan efek kombinasi yang berdampak pada pertumbuhan linier. Pada masa pertumbuhan yang cepat, seorang bayi membutuhkan suplai dan metabolisme energi.

Metabolism energi selular tergantung pada oksigen. Pada bayi dengan cadangan zat besi yang rendah saat berada dalam kandungan dan kemungkinan menetap pada tahun pertama kehidupannya, kekurangan zat besi menurunkan metabolism energi selular yang tergantung pada suplai oksigen, dikarenakan penurunan sintesa heme dan Hb, sintesa sel darah merah dan seterusnya sehingga membawa konsekuensi pada hambatan pertumbuhan linier (Soliman, De Sanctis and Kalra, 2014).

Disisi lain kandungan karbon monoksida (CO) pada asap rokok yang terhisap bayi berhubungan dengan penurunan ketersediaan oksigen sebagai akibat peningkatan konsentrasi COHb dalam darah. Ketika terbentuk COHb, maka akan menggeser kapasitas darah sebagai pembawa oksigen dan menurunkan pelepasan oksigen ke jaringan (Vallero, 2014). Lebih jauh, keberadaan kadmium dalam asap rokok dapat mengganggu keseimbangan kadmium-zinc dan kadmium-kalsium dalam tubuh yang mengakibatkan hambatan pembentukan tulang dan memperlambat pertumbuhan panjang badan (Berlanga et al., 2002).

Dampak Rokok terhadap Kesehatan Transisi epidemiologi yang dewasa ini mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Pada tahun 2017, 75,02% persen kematian dinyatakan menjadi akibat dari penyakit tidak menular.

Sentara itu, Dra. Arie Soeripan, MM (WITT JATIM)menambahkan, mengapa Asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan? Rokok mengandung zat yang lebih berbahaya ketimbang asap yang dihirup oleh perokok. Ini terjadi karena asap tidak melalui filter sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang terpapar. Asap Perokok pasif turut menyerap lebih dari 4000 senyawa kimia. Yang mana 250 jenis dikenal sangat beracun. Parahnya lebih dari 50 jenis memicu kanker. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan setidaknya ada 8 juta kematian yang disebabkan oleh asap rokok dan 1,2 juta kasus di antaranya terjadi pada perokok pasif.

b. Perilaku Merokok di Indonesia.[ma]

Tags: