Hari Kedua PSBB, Danrem 083/Bdj Salurkan Ribuan Sembako ke Warga Terdampak

Hari Kedua PSBB ribuan Sembako siap dibagikan kepada masyarakat terdampak Covid 19 di Wilayah Malang dan Sekitarnya

Kota Malang, Bhirawa
Danrem 083/Bdj Kolonel Inf. Zainudin, pada hari kedua Penerapan Sosial Bersekala Besar (PSBB) Senin (18/5) kemarin, melepas pemberangkatan personel TNI-Polri menyalurkan ribuan paket sembako kepada warga terdampak Covid-19.
Pelepasan di yang dilakukan dari Lapangan Rampal, Kota Malang, dihadiri Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata, Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Kurniawan, Koordinator Posko MBLC Ir R Agoes Soerjanto, dan Komunitas Tionghoa Kasih untuk Arema.
“Pembagian sembako ini bukan tujuan tapi sarana untuk mencapai tujuan itu. Dalam menghadapi Covid-19, kita menjadi subjek dari pemutus mata rantai penyebaran Covid-19 itu sendiri,” tegas Danrem.
Menurutnya, masyarakat adalah garda terdepan melawan Covid-19. Karena setiap orang memungkinkan tertular dan menularkan. Kekuatan tameng diri dari Covid-19 adalah masyarakat itu sendiri.
Danrem berharap masyarakat menjadi subyek yang aktif dalam upaya pencegahan Covid-19. Aktif sebagai subyek artinya masyarakat disiplin menerapkan pyscal distancing, pakai masker dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir.
Aparat TNI-Polri di masyarakat yakni Babinsa dan Babinkamtibmas bersama RT RW diminta menjadi tokoh pemimpin panutan warga. Dengan begitu, sktem ketahanan Covid-19 berbasis masyarakat bisa terbentuk.
“Jadilah polisi dan tentara yang jadi pengayom masyarakat. Jadilah tokoh bagi warganya. Sehingga warga begitu mendengar suara rombongan Babinkamtibmas dan Babinsa, mereka senang karena bantuan datang,” tuturnya.
Aura nasionalisme dan jiwa gotong royong menjadi spirit penyanggah perjuangan para aparat dan relawan dalam mengatasi Covid-19 beserta dampaknya.
Danrem 083/Bdj yang juga Komandan Gerakan MBLC menggerakkan enam cluster penanganan dampak Covid-19. Bersama Universitas Brawijaya, ia membentuk cluster binaan yakni Kampung Tangguh, Lumbung Pangan, Cluster mahasiswa, Cluster pedagang, Cluster Eks Napi dan Cluster penyanggah pangan. Semuanya diatur sesuai SOP dan dipantau perkembangannya oleh relawan MBLC.
Petugas Belum Temukan Pasien Covid 19
Sementara itu, petugas medis di Kota Malang masih belum menemukan adanya pengendara yang terindikasi covid-19.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang sekaligus Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Kota Malang, dr Husnul Muarif menyampaikan, sejauh ini petugas belum melakukan rapid test kepada pengendara yang melalui beberapa check point di Kota Malang.
“Tapi rapid test dan petugas sudah siap semua. Di masing-masing titik check point kami bekali satu box check point,” katanya.
Husnul menjelaskan, proses rapid test di titik check point memang harus dilalui dalam beberapa tahapan. Pertama adalah dilakukan pada pengendara dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Namun pengendara dengan suhu tubuh tinggi tersebut tak langsung dilakukan rapid test.
Melainkan harus diistirahatkan terlebih dulu selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu, maka yang bersangkutan akan dilakukan pengecekan suhu untik yang kedua kalinya. Jika suhu tubuh tetap di atas 38 derajat celcius, maka yang bersangkutan akan dilakukan rapid test di lokasi tersebut.
Jika hasil rapid test menunjukkan reaktif, maka akan ditindaklanjuti dengan dibawa ke rumah karantina. Saat di rumah karantina, yang bersangkutan akan kembali dilakukan rapid test dan pengecekan secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan yang bersangkutan.
“Dan tim medis kami di rumah karantina telah siap dengan semua perlengkapan,” imbuhnya.
Lebih jauh Husnul menyampaikan, saat ini Kota Malang telah menyiapkan lima rumah karantina. Pertama adalah Gedung APDN di Jalan Kawi dengan kapaitas 80 tempat tidur, Gedung Raya Langsep dengan kapasitas 40 tempat tidur, Guest House di Jalan Kawi dengan kapasitas enam tempat tidur.
Kemudian juga disiapkan dua rumah karantina cadangan yang berada di Rusunawa Unikama dan Rusunawa Dinas Pendidikan yang rata-rata memiliki kapasitas 60 sampai dengan 80 tempat tidur.
Rumah karantina tersebut pada dasarnya hanya diperuntukkan bagi warga Kota Malang dengan indikasi covid-19. Sejauh ini, persiapan terkait dengan tenaga medis dan seluruh kebutuhan yang melekat pada rumah karantina pun telah dipersiapkan dengan matang.
“Semua sudah dipersiapkan, dan yang jaga dijadwal secara bergantian. Melibatkan tenaga kesehatan hingga relawan,” pungkas Husnul. [mut]

Tags: