Hari Pertama, Orientasi Siswa Wajib Menyenangkan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Hari pertama masuk tahun ajaran 2015/2016 akan menentukan kesan siswa yang akan masuk sekolah barunya. Sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, atau mencekam. Itu tergantung bagaimana sekolah memberikan orientasi ke siswa baru, Senin (27/7) hari ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan sudah mewanti-wanti agar sekolah membuat Layanan Orientasi Siswa (LOS) menyenangkan. Tidak ada kekerasan, intimidasi, atau ploncoan dalam bentuk apapun.  “Tujuan LOS kan memang untuk memberikan kesan yang positif untuk siswa baru. Sehingga siswa bisa senang bersekolah di kemudian hari,” ungkap Ikhsan dikonfirmasi, Minggu (26/7).
Menurut dia, sejak tiga tahun terakhir tidak ada laporan terkait ploncoan dalam LOS. Karena itu, pihaknya optimistis, selama tiga hari ini, 27 – 29 Juli juga tidak akan ada ploncoan. Kegiatan yang dilaksanakan sekolah harus bisa mengembangkan kreativitas siswa.
Ikhsan juga menjelaskan, orientasi tidak hanya untuk siswa. Melainkan para wali murid dan guru juga harus berkumpul untuk mengenalkan program apa saja yang ada di sekolah tersebut. Ini sudah berjalan beberapa tahun terakhir, dan kini kembali ditegaskan dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. “Jadi wali murid tahu, ada program apa saja di sekolah. Seperti apa sistem pembelajarannya,” tutur mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.
Aturan main dalam pelaksanaan LOS ini pun sudah dipahami betul oleh sekolah. Seperti diungkapkan Wakil Kepala SMAN 16 Surabaya Sulistyono. Dia mengaku, LOS di sekolahnya telah dikonsep agar siswa tidak menerima kesan seram. “Dari namanya saja sudah bukan masa orientasi, tapi layanan orientasi. Jadi sekolah harus benar-benar melayani,” terangnya.
Pihak sekolah akan mengawasi jalannya LOS yang akan dimotori para pengurusi OSIS itu agar tidak ‘kecolongan’ atas terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Pimpinan sekolah dan guru BK (Bimbingan Konseling) akan terlibat melakukan pengawasan,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala SDN Kandangan 3 Fatchur Rachman. Dia mengatakan, LOS yang akan diadakan di SD hanya seputar hal-hal ringan dan menyenangkan. Seperti baris berbaris, pengenalan sekolah. “Karena ini masih dalam rangka Idul Fitri, besok (hari ini, red) orientasi kami ajak anak-anak untuk berkenalan sama guru-guru. Jadi tidak terlalu memberatkan siswa,” terangnya. Orangtua pun bisa mendampingi dan memantau jalannya LOS.
Sementara itu, Ketua Hotline Pendidikan Surabaya Isa Anshori menilai, pelaksanaan LOS di Surabaya dinilai masih kurang terkonsep dengan baik. Pihaknya menilai, LOS tidak akan dapat mendorong kreativitas siswa baru. “Saya lihat konsep LOS tidak beda dengan tahun lalu. Ada kesan hambar. Karena sekolah takut terjebak pada ploncoan. Akhirnya LOS kurang mampu mendorong siswa kreatif dan inovatif,” kata Isa.
Ketakutan adanya kekerasan, kata Isa, seharusnya tidak lantas mengurangi sisi kreativitas serta inovasi. “Karena ketakutan itu pula akhirnya tidak ada kesan menonjol. Padahal dalam pendidikan proses kreatif dan inovasi harus didorong,” pungkasnya. [tam]

Tags: