Hari Pertama Pelaksanaan, Gubernur Tinjau PTM di Zona Oranye

Gubernur Khofifah didampingi Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi berdialog dengan siswa berkaitan pendapat mereka tentang PTM dan Belajar Daring. [diana rahmatus sholicah]

Kapasitas Kelas Diisi 25 Persen Jumlah Siswa
Kota Probolinggo, Bhirawa
Pelaksanaan ujicoba proses pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilakukan kemarin, (18/9). Selama dua minggu kedepan, sejumlah SMA/SMK dan SLB yang tidak berada di zona merah di Jatim dan mendapat persetujuan dari bupati/wali kota akan menerapkan PTM dengan protokol kesehatan ketat.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Prawansah menuturkan PTM akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sistem shift. Dengan kata lain, yang semula kelas diisi 36 siswa, dalam ujicoba PTM ini akan diisi 9 siswa perkelasnya. “Dalam dua minggu pertama, siswa yang masuk di hari pertama tidak akan masuk di hari berikutnya. (Maksimal) hanya dua kali (tatap muka),” ungkap dia dalam peninjauan PTM di SMKN 2 Probolinggo, Selasa (18/8).
Dikatakan Khofifah, ujicoba PTM ini bisa dilakuka berdasarkan pengajuan persetujuan dari bupati/walikota di masing-masing daerah yang berada di zona oranye dan kuning. “Karenanya hari ini (kemarin) kita bersama pak wali Kota Probolinggo meninjau pelaksanaan PTM. Memastikan daerah ini (layak) dilakukan belajar tatap muka (ujicoba SMA/SMK) di Jatim,” papar dia.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengatakan, secara teknis dalam pelaksanaan PTM ini, hanya 25 persen dari jumlah keseluruhan siswa di zona oranye siswa yang diijinkan untuk mengikuti ujicoba ini. Jika daerah tersebut berada di zona kuning, maka prosentasenya bisa mencapai 50 persen siswa.
“Kami akan terus melakukan koordinasi secara intensif dengan walikota/bupati serta gugus tugas Covid-19 di masing-masing daerah. Dengan monitoring yang ketat, kami ingin memastikan pastikan bahwa anak-anak berada dalam kondisi yang sehat,” terangnya.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengungkapkan dalam ujicoba PTM ini pihaknya menekankan pada protokol kesehatan. Memgingat Kota Probplinggo masuk dalam daerah dengan zona oranye. “Kita mulai ujicoba penerapan PTM ini karena ada pembelajaran yang harus dilaksanakan secara tatap muka. Tapi dengan adanya Covid-19 ini harus daring. Kita upayakan untuk tatap muka tapi tetap menimbang perkembangan kondisi kedepan,” kata dia.
Targetnya, imbuh dia, penting dalam membangun kesadaran memakai masker. Sehingga, jika sudah berada di zona hijau pihaknya bergarap sekolah bisa dibuka kembali.
“Gugus tugas akan mengevaluasi (pelaksanaan PTM) setiap harinya. Dan apabila ada SOP yang dilanggar kita akan tindak,” pungkas dia.
Sementara, itu Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi menuturkan dari 1,3 juta siswa SMA/SMK dan SLB di Jatim, hanya 18.000 siswa yang mengikuti ujicoba PTM, atau sekitar 1,04 persen. “Jadi tidak semua kabupaten/kota yang bisa menerapkan PTM ini. Dari 38 kab/kota yang melakukan ujicoba PTM ini sekitar 27 kab/kota, 4 diantaranya termasuk zona merah. Dan 7 kab/kota lainnya masih dalam tahap koordinasi,” jabar Wahid.
Wahid menjelaskan, dalam penerapan PTM, ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi sekolah. Diantaranya mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas Covid-19 dimasing-masing daerah. Kedua, mendapat persetujuan walikota/bupati, terakhir mendapat surat persetujuan tertulis dari orang tua.
“Dari hasil tinjauan kita di SMAN 2 Kota Probolinggo dan SMKN 2 Kota Probolinggo, para siswa gembira bisa masuk pembelajaran tatap muka. Dari dialog yang dilakukan bu gubernur mereka mengatakan jika PJJ kurang efektif. Mereka kurang bisa menangkap apalagi SMK juga harus praktek. Sehingga mereka menyambut baik dengan kesiapan protokol kesehatan,” kata dia.
Wahid juga menambahkan, dilakukannya ujicoba PTM ini, merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihaknya. Di mana banyak daerah yang tak terjangkau internet saat pembelajaran daring atau PJJ dilakukan. Selain itu, keterbatasan gadget sebagai media dalam belajar juga menjadi kendala yang banyak ditemui.
“Dari hasil ujicoba ini kita akan evaluasi yang dilakukan pada akhir Agustus nanti. Dan hasilnya akan menentukan kebijakan selanjutnya,” pungkas dia. Ina,wap
Pembatalan itu menurut Kiswanto, juga membuat rencana gubernur Jatim meninjau pembelajaran tatap muka di SMAN 1 Leces ikut batal. Namun, peninjauan uji coba gubernur Jatim ke Kota Probolinggo tetap dilakukan seperti yang ada sekarang ini, ibu gubernur Khofifah Indar Parawansa, pagi Selasa 18/8/2020 meninjau di SMKN 2 dan siannya meninjau di SMAN 2 kota Probolinggo dan dilanjut ke Musium petilasan nabi Muhammad SAW di rumah dinas wali kota Hadi Zainal Abidin.
Karena ke Leces tidak jadi, maka ke Kota Probolinggo. Dua sekolah uji coba didatangi semua oleh Gubernur,” kata kiswanto. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, pada Selasa 18/8 pagi memantau langsung uji coba hari pertama masuk sekolah tatap muka, di 2 sekolah menengah atas dan kenjuruan di Kota Probolinggo.
Di SMKN 2 ini, Gubernur bersama forkopimda memantau langsung bagaimana siswa pertama datang selalu memakai masker dan dicek suhu tubuh hingga cuci tangan sebelum masuk ke kelas masing-masing. Suasana di dalam kelas juga berbeda dengan sebelum terjadi pandemi covid 19, bangku dibuat melingkar dengan physical distancing.
Di SMKN 2 ini total ada 2.300 siswa, yang masuk setiap hari ada sekitar 500 siswa yang masuk kelas mulai kelas 10, 11 dan kelas 12. Nantinya siswa yang masuk pada hari pertama, baru masuk lagi pada hari ke 5.
Tentunya, uji coba hari pertama masuk sekolah di Jatim ini sesuai persetujuan kepala daerah masing-masing bupati, walikota. Bila kepala daerah belum siap maka akan ditunda sampai situasi benar-benar aman dari Covid 19, ungkapnya.
Menurut Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, uji coba ini difokuskan pada sekolah kejuruan karena sekitar 90 persen siswa lebih banyak belajar praktek.
Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin, pihaknya melalui tim satgas percepatan penanganan Cvid 19 akan melakukan pemantauan secara ketat proses belajar mengajar tatap muda di dua sekolah SMKN 2 dan SMAN 2, tambahnya. [wap]

Tags: