Hari Santri Semangat Agama Bertemu Nasionalisme

41 Santri Pondok Gontor 2 Yang Dinyatakan Sembuh Dari Covid-19 Disambut di Lapangan Sintesa Pondok Gontor Kampus 2, Ponorogo, Rabu (22/07/2020).

Jakarta, Bhirawa
Hari Santri bukan milik satu golongan, namun milik seluruh Umat Islam Indonesia. Hari Santri adalah suatu semangat, dimana agama bisa bertemu dengan paham nasionalisme.
Demikian ungkap Wakil Ketua MPR RI, Dr Jazilul Fawaid disela Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, ber tema Semangat Hari Santri dan Penguatan 4 Pilar MPR untuk Indonesia Maju, di Ciputat -Tangerang – Banten, Senin (19/10). Hadir Ketua GP Ansor Tangerang Selatan, Ahmad Fauzi, Ketua GP Ansor Ciputat Timur, Fauzul Arif dan Rois Suriah NU Ciputat Timur, KH Imam Anda.
Jazilul Fawaid menuturkan, sosialisasi yang digelar, merupakan rangkaian dalam memperingati Hari Santri 22 Oktober. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Proklamasi 17 Agustus 1945, Deklarasi Jihad 22 November 1945 dan pertempuran di Surabaya 10 November 1945, merupakan satau rangkaian perjuangan.
“Ada peristiwa besar di Indonesia yang terjadi dalam satu hentakan. Hari Santri, sangat unik. Di dunia, yang memperingati Hari Santri, hanya ada di Indonesia,” tutur Gus Jazil
Disebutkan, Santri tidak akan pernah berubah pikiran, untuk mempertimbangkan antara agama dengan negara. Maka dengan Hari Santri, akan semakin menguatkan bahwa masalah antara agama dengan negara sudah tuntas.
Diharapkan dengan semangat 4 Pilar MPR dan Hari Santri, apa yang menjadi pekerjaan besar bangsa Indonesia, seperti kemiskinan, kebodohan dan keyerbelakangan, bisa diselesaikan. Yang mengecewakan adalah, justru bangsa ini, sekarang lebih sibuk dengan masalah-masalah yang tidak produktif. Seperti banyaknya hoaks.
“Maka kita perlu merenungkan kembali apa tujuan kita bernegara,” cetus Gus Jazil. [ira]

Tags: