Harun Persilakan Kadisbudpar Pimpin Dindik Jatim

Dr H Harun

Dr H Harun

Dindik Jatim, Bhirawa
Perubahan nomenklatur mulai disiapkan serius Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menyusul perubahan di tubuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Khususnya penggabungan kembali bidang kebudayaan ke dinas yang kini dipimpin Dr Harun MSi tersebut. Bahkan Harun juga mempersilakan Kadisbudpar Jatim untuk memimpin instansinya jika perubahan tersebut berhasil terealisasi.
Menurut Harun, perubahan tersebut menjadi keniscayaan yang harus dilakukan. Bahkan ini akan berlangsung secara otomatis. “Kalau kebudayaan sudah bergabung ke sini (Dindik Jatim), ya silakan Pak Jarianto (Kadisbudpar) ikut ke sini juga jadi kepala dinasnya,” tutur Harun, Minggu (2/11).
Sebab, masuknya kebudayaan ini akan diikuti dengan tiga hal sekaligus. Yakni aset, keuangan dan sumber daya manusia. Tetapi Harun belum bisa menjelaskan rincian ketiganya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim juga mengungkapkan, akan lebih efektif jika pendidikan dan kebudayaan itu digabung dalam satu institusi yang menanganinya. Apalagi, lanjut Suli, saat ini Kementerian Pendidikan di era Presiden Jokowi telah berubah nomenklaturnya menjadi Kementerian Kebudayaan dan Dikdasmen. “Tujuan akhir pendidikan itu kan untuk mengubah budaya yang ada di masyarakat. Jadi pendidikan itu tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Dengan demikian, pola pendidikan itu akan berbasis pada karakter budaya lokal masing-masing,” tutur Suli.
Diakui Harun, belum masuknya kebudayaan di dinasnya karena masuknya bidang ini di Kementerian Pendidikan terjadi di tengah-tengah masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua. “Tetapi kalau sekarang kan di awal pemerintahan, jadi harus menyesuaikan,”katanya.
Hanya saja, untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Harun mengaku masih perlu menunggu peraturan presiden terkait perubahan nomenklatur di Kemendikbud.
Sebenarnya, saat ini bidang kebudayaan telah digarap Dindik Jatim melalui UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah (Dikbangkes). Selain itu, kebudayaan juga menjadi salah satu fokus di bidang Pendidikan Non Formal, Informal (PNFI) dan Nilai Budaya. Namun demikian, kebudayaan yang ditangani hanya sebatas pembinaan potensi dan peningkatan kompetensi. Sementara kebudayaan yang dilestarikan seperti situs-situs dan kesenian masyarakat sejauh ini masih menjadi tanggungjawab Dinas Pariwisata. Apakah nanti kebudayaan akan menjadi bidang tersendiri? Harun belum bisa memastikan. “Kalau sekarang saya belum bisa mengatakan karena belum ada petunjuk apapun,”katanya.
Perubahan nomenklatur tidak hanya menarik kebudayaan masuk ke Dindik Jatim. Melainkan juga pergeseran bidang-bidang di dalam Dindik Jatim. Di antaranya penggabungan Bidang Pendidikan Menengah Atas (PMA) dengan Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) menjadi Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen). Bidang Pendidikan Menengah Pertama (PMP) dengan Bidang TK, SD bergabung menjadi Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas). Selain itu, urusan Perguruan Tinggi (Perti) yang sebelumnya menempel di Dikmenjur akan ditiadakan.
Harun kembali menegaskan, penggabungan kebudayaan masuk dalam Dindik Jatim akan menguatkan sinergi dengan pusat. Misalnya penyaluran anggaran dari pusat ke provinsi. “Misalnya begini, kalau ada dana dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pasti larinya akan ke Dinas PU, bukan ke Dinas Kesehatan. Begitu juga dengan pendidikan, kalau ada dana dari Kemenbud Dikdasmen, maka turunnya pasti ke Dindik, tidak mungkin ke dinas lainnya,” tutur Harun.
Perubahan nomenklatur ini, lanjut alumnus Lembahanas 2008 itu, akan diikuti oleh seluruh daerah di Jatim. Itu juga akan berlangsung secara otomatis dengan mempertimbangkan kebutuhan karakter dan daerah masing-masing. “Kita tidak perlu mengimbau daerah. Perubahan itu akan otomatis,” tutur Harun.
Dikonfirmasi terpisah, Kadisbudpar Jatim Jarianto mengaku tidak masalah dengan rencana penggabungan tersebut. Dengan catatan, rencana-rencana tersebut dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan di Jatim. “Saya tidak masalah, yang penting untuk perkembangan kebudayaan di Jatim,” jawabnya singkat. [tam,rac]

Tags: