Hasan Foundation-Dekopinda Kabupaten Probolinggo Teken Kerjasama Ekonomi

Hasan Foundation Probolinggo-Dekopinda teken kerjasama bidang ekonomi.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Era Digital, UMKM Dinilai Perlu Rambah Pasar Online
Probolinggo, Bhirawa
Dampak Pandemi Covid-19 hingga kini masih terasa. Karenanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo tengah memantapkan fasilitasi pemasaran UKM berbasis online. Hal ini dilakukan untuk menormalkan kembali pendapatan pelaku UKM.

Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Taufik Alami mengatakan, jika saat ini tengah dibentuk koodinator dan operator yang akan membantu pemasaran. Mereka berperan untuk menawarkan produk secara online. Nantinya contoh produk dan gambaran singkat tentang produk akan ditampilkan agar konsumen tertarik untuk membeli. “Sebelumnya sistem belanja pasar secara online sudah berjalan. Jadi, kami coba untuk memfasilitasi pelaku UKM untuk memasarkan produknya,” kata Taufik.

Menurutnya, fasilitas pemasaran UKM berbasis online saat ini tengah dalam percobaan dan penyempurnaan. Pengguna fasilitas ini nantinya tidak akan dibatasi. Seluruh UKM yang dijalankan oleh warga diperbolehkan bergabung. Sistem penjualan dapat dilakukan langsung oleh pelaku usaha. Jika kosumen tertarik untuk membeli produk maka operator akan langsung menghubungkannya kepada produsen atau pelaku usaha.

“Kami hanya perantara saja. Contoh dan deskripsi produk kami tampilkan dalam layanan tersebut berserta contact person yang bisa dihubungi. Jadi jika cocok dan ingin membeli bisa langsung melakukan transaksi. Apabila ada kendala akan kami bantu,” ucapnya.

Menyikapi hal tersebut Hasan Foundation Probolinggo dan Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Probolinggo melakukan penandatanganan (teken) nota kesepakatan kerjasama dalam bidang ekonomi guna mewujudkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Probolinggo, Selasa (16/3) di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo.

Nota kesepakatan kerjasama tersebut ditandatangani oleh Direktur Hasan Foundation Probolinggo Zulmi Noor Hasani, Ketua Dekopinda Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto serta Ketua Dekopin Wilayah Provinsi Jawa Timur Slamet Sutanto.

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh seluruh anggota Dekopinda Kabupaten Probolinggo yang saat itu hadir untuk mengikuti Musyawarah Daerah (Musda) Dekopinda Kabupaten Probolinggo dengan tema “I Love You, Those Three Words Have My Life In Them”.

Direktur Hasan Foundation Probolinggo Zulmi Noor Hasani mengatakan penandatangan nota kerjasama ini pada intinya adalah percepatan pemulihan ekonomi di Kabupaten Probolinggo dengan keterlibatan Dekopinda beserta seluruh pemuda di Kabupaten Probolinggo. “Nota kerja sama ini didasari oleh keinginan mewujudkan kemajuan dan kemandirian dalam pembangunan ekonomi rakyat di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Sementara Ketua Dekopinda Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya menyampaikan nota kesepakatan kerjasama ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian dan percepatan pemulihan bidang ekonomi di Kabupaten Probolinggo.

“Dengan demikian bahwa Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Probolinggo paham bahwa saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, kita bekerja bersama-sama untuk memulihkan ekonomi rakyat di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto menyampaikan ucapan terima atas terselenggaranya penandatanganan nota kerjasama antara Hasan Foundation Probolinggo dengan Dekopinda Kabupaten Probolinggo dalam bidang ekonomi.

“Kami mengharapkan agar nota kerjasama antara Hasan Foundation Probolinggo dengan Dekopinda Kabupaten Probolinggo ini menjadi suatu hal yang baru dalam strategi pemulihan ekonomi di Kabupaten Probolinggo. Artinya ada peran serta generasi milenial yang dapat membantu dalam sektor ekonomi,” ungkapnya.

Perubahan, baik karena pandemi dan perkembangan teknologi memukul pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebab, tidak semua pelaku UMKM memahami peralatan digital, sehingga menjadi kendala untuk memperluas pasarnya melalui pasar digital atau online.

Hal ini diungkapkan Ketua PC Fatayat NU Kota Probolinggo Nur Hudana. Menurutnya, dari pantauan kepada pelaku UMKM, di masa pandemi serta perubahan teknologi digital, sulit dalam hal pemasaran. “Sekarang sedang tren online, di sisi lain masih banyak yang minim dengan pengetahuan IT (informasi teknologi),” ujarnya.

Mantan anggota DPRD Kota Probolinggo ini menilai, dengan situasi saat ini, tidak bisa lagi hanya melakukan pemasaran secara manual. Perlu gebrakan atau cara-cara baru untuk meningkatkan penjualan.

Pernyataan serupa disampaikan Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza. Menurutnya, perubahan itu tidak bisa ditolak dan pasti akan datang. “Pemerintah sudah aware atau sadar dalam menghadapi era distrub. Bisa melalui kelompok-kelompok perempuan seperti Fatayat, Muslimat, untuk memberdayakan sumber daya yang mereka miliki untuk menggali potensi-potensi bagi UMKM,” ujarnya.

Menurutnya, harus diakui, saat ini UMKM menghadapi tekanan. Namun pemerintah bisa membantu meningkatkan bantuan permodalan atau akses perkreditan, sehingga kemungkinan bisa mendorong UMKM untuk masuk ke pasar ekspor.

Namun tidak semua pelaku UMKM bersedia masuk pasar online atau digital. Keengganan ini terjadi karena harus menggunakan gadget saat seharusnya bisa melakukan pekerjaan lain. “Sudah ada tawaran untuk ikut ojek online, tapi saya belum mau ikut. Ribet kalau harus melayani pembeli online, belum masak, belum buka HP (handphone),” ujar salah seorang penjual nasi goreng, Sholihin.

Ia mengakui dengan mengandalkan penjualan secara manual, pendapatannya sangat bergantung pada orang yang datang ke lapaknya. Saat kondisi tertentu seperti hujan bisa sepi pembeli. “Gak apa-apa. Itu risiko orang berjualan kalau sepi pembeli,” tambahnya.(Wap)

Tags: