Hasil Evaluasi PTM, Dindik Perluas Cakupan SMK 25% di Tiap Daerah

Wahid Wahyudi saat ditemui di ruang kerjanya

Dindik Jatim, Bhirawa
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di jenjang SMA/SMK di Jawa Timur sudah berjalan lebih dari dua pekan. Setiap daerah yang berada di zona oranye hanya bisa memberikan rekomendasi pembukaan kepada tiga sekolah yakni dari SMA, SMK dan SLB negeri ataupun swasta dengan prosentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa.
Kendati begitu, Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, jumlah keikutsertaan jenjang SMK di masing – masing daerah mulai ditingkatkan cakupannya. Yakni sebesar 25% dari jumlah SMK yang ada pada masing – masing kabupaten/kota.
“Kenapa SMK mendapat prioritas? karena SMK butuh banyak praktek,” jelasnya, Minggu (6/8)
Wahid menuturkan ujicoba PTM ini dimulai sejak 18 Agustus lalu. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dilakukan PTM, yakni banyaknya kendala saat pembelajaran jarak jauh. Mulai dari kuota internet. Ini akibat pandemi Covid 19 banyak keluarga yang pendapatannya menurun bahkan tidak sedikit yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Kemudian masih banyak daerah yang jaringan internetnya kurang bagus seperti di pelosok maupun di kepulauan,” katanya.
Mantan Kadishub Jatim ini menambahkan, kendala pembelajaran jarak jauh lainnya adalah daya tangkap siswa sangat rendah. Terutama untuk pelajaran Matematika, IPA maupun pembelajaran yang membutuhkan praktikum.
“Selain itu pertimbangan kami adalah anak-anak SMA ini memiliki kondisi badan yang sudah bagus. Dan juga bisa mematuhi protokol kesehatan dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, memutuskan untuk memperluas cakupan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Jatim untuk SMK. Kebijakan ini diambil berdasarkan hasil peninjauan secara langsung aktivitas uji coba pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah, dan hasil evaluasi Dinas Pendidikan Jatim bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
“Saya menilai tingkat kesiapan sekolah dan kepatuhan siswa – siswi SMA, SMK, SMA LB Jatim untuk menerapkan protokol kesehatan sudah sangat bagus. Begitu pula dengan respon orang tua. Pun dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang juga luar biasa,” jelasnya.
Menurut Khofifah, dengan melihat perkembangan situasi saat ini maka sudah saatnya PTM diperluas cakupannya khususnya untuk SMK. Terlebih, sejumlah praktik keterampilan harus dilakukan secara langsung tidak cukup virtual.
Khofifah sendiri telah meninjau secara langsung uji coba proses belajar mengajar tatap muka terbatas untuk jenjang pendidikan SMA, SMK dan SMA-LB di Jatim yang telah dimulai sejak tanggal 18 Agustus yang lalu.
“Saya yakin selama protokol kesehatan disiplin diterapkan maka resiko penularan Covid-19 akan semakin kecil. Perluasan PTM ini tentunya menjadi kabar gembira,” pungkasnya. [ina]

Tags: