Hasil Kajian ITS Banjir Sidoarjo Karena Penurunan Tanah

Tim ITS Surabaya sedang memamparkan hasil kajiannya di depan Pj Bupati Sidoarjo dan jajarannya. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemkab Sidoarjo terus berupaya mengatasi banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin. Salah satunya dengan melibatkan ITS Surabaya untuk melakukan kajian, dan hasilnya telah dilaporkan langsung ke Pj Bupati Sidoarjo, pada Senin (14/12) lalu.
Ketua Tim Kajian ITS Surabaya, Amien Widodo mengatakan, beberapa tim diturunkan dalam penanganan genangan Desa Kedungbanteng dan Banjarasri. Diantaranya Tim Penurunan Tanah, Tim Pemetaan dengan drone, Tim Hydrologi, serta Tim Geofisika dan Tim Perencanaan Wilayah Kota. Tim itu yang melihat lebih jelas penyebab genangan yang kemudian akan dikeluarkan rekomendasi penanganannya.
Dari hasil kajiannya terdapat penuruan tanah di sebagaian wilayah yang tergenang. Bahkan disatu tempat ada penurunan tanah sampai 10 cm dalam waktu sebulan. Namun pengukuran tanah ini masih dilakukan dua kali. Butuh tiga kali pengukuran untuk memastikan jeda waktu terjadi penurunan tanah.
Teryata banyak faktor terjadinya penurunan tanah. Seperti pemompaan secara berlebihan dari Lapindo di sekitar wilayah itu. Namun dari laporan Kades Banjarpanji, saat ini aktifitas penyedotan air tanah sudah berhenti. ”Harusnya ada penambahan pengukuran sekali lagi sehingga kita bisa tahu rata-rata penurunannya atau bahkan penurunannya sudah berhenti,” ucapnya.
Amien juga menyampaikan, karakteristik tanah yang tergenang itu merupakan tanah lempung. Pada tanah jenuh air yang tidak dapat meresap air, sehingga pembuatan biopori tidak akan berguna. Lapisan tanah lempungnya pun cukup tebal. Dengan kareteristik tanah seperti itu pembuatan tanggul tanah pun akan percuma. Tanah akan kembali longsor apabila tidak dibuatkan tanggul permanen dari cor semen. Dari hasil geolistrik itu diketahui tanahnya ternyata lempung.
“Maka tim merekomendasikan penanganan yang berjenjang. Mulai jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jangka pendek mulai dari alternatif pengurukan, pemompaan serta rumah panggung. Untuk jangka menengah, tim merekomendasikan penataan tata air drainase di wilayah,” tegasnya.
Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono menegaskan, hasil kajian yang telah dilaporkan akan dipakai dasar dalam mengambil langkah deskresi kebijakan penanganan genangan di dua desa itu. Pemkab sudah melakukan normalisasi sungai, melakukan pengerukan, namun hasilnya belum maksimal. Karena masih banyak sampah dan enceng gondok yang menghambat.
“Juga terjadi penyempitan, hulu sungainya lebih rendah dari pembuangannya sehingga menjadi kendala,” jelas Hudiyono. [ach]

Tags: