Hasil Laba Bersih PT Indal Aluminium Industri Capai Rp33,56 Miliar

Dari kiri Wibowo Suryadinata (Direktur), Cahyadi Salim (Direktur), Alim Prakasa (Direktur), Alim Markus (Direktur Utama), Welly Muliawan (Komisaris) dan Supranoto Dipokusumo (Komisaris Independen).

Surabaya, Bhirawa
Aluminium Ekstrusion sebagai salah satu industri manufaktur yang masih sanggup bertahan di tengah krisis perekonomian dunia yang berkepanjangan. PT Indal Aluminium Industri Tbk (PT INAI) yang bergerak di bidang industri Aluminium Ekstrusion lebih dari tiga dekade telah melalui berbagai situasi dunia usaha.

Menurut Executive Managing Director PT INAI,Alim Prakasa, kejelian melihat peluang dan keberanian mengambil resiko telah membuat PT INAI memiliki segmen pasar tertentu yang akan selalu berkembang.

Dengan produk-produk yang hampir seluruhnya ‘customized’ (dibuat hanya berdasarkan pesanan) memang akan membatasi kapasitas produksinya, namun tingkat loyalitas pelanggan lebih besar. Bahkan di saatperang dagang (trade war) antara USA dan China telah menyebabkan krisis global, PT INAI malah berhasil menangkap peluang yang tercipta dari kondisi ini.

”Permintaan aluminum ekstrusion dari Amerika Serikat dan negara-negara pendukungnya yang sebelumnyamendapat pasokan dari Republik China, terpaksa beralih ke pemasok – pemasok lain, termasuk PT INAI. Berkat pengalaman dan ketepatan PT INAI memilih pangsa pasar produk ‘customized’ berkualitas internasional, maka PT INAI tidak mengalami kesulitan untuk memenuhipermintaan pasar ekspor. Hal itu tampak dari data dalam beberapa waktu terakhir ini, lebih dari separuh pendapatan PT INAI justru berasal dari penjualan ekspor keAmerika Serikat, Eropa, Australia dan sebagainya,” kata Alim Prakasa.

Alim Prakasa juga menjelaskan, penjualan ekspor PT INAI tahun 2018 lalu sebesar Rp514,61 miliar atau 45,5% dari total penjualan dan dipertahankan pada tahun 2019 sebesar Rp568,82 miliar. Selama dayaserap pasar domestik masih belum pulih seperti semula, diperkirakan pasar ekspor akanterus menyumbang pendapatan PT INAI secara signifikan di tahun 2020 dan selanjutnya.

Sementara itu, tambah Alim Prakasa, sektor jasa konstruksi yang selama ini menyumbang sekitar 30% hingga 40% dari total pendapatan PT INAI, kondisi marjin keuntungannya cukup fluktuatif namun akan tetapdipertahankan walaupun akan lebih selektif mengikuti kondisi dunia usaha nasional.

”Secara konsolidasi total nilai pendapatan PT INAI di tahun 2019 sebesar Rp1.216,14 miliardiikuti laba usaha Rp46,36 miliar dan laba bersih Rp33,56 miliar. Sehingga RUPS hari inimemutuskan pembagian dividen sebesar Rp15.840.000.000 atau Rp25 per saham dari laba bersih tahun 2019,” jelas Alim Prakasa.[fen]

Tags: