Hasil Panen Jagung Menurun, Petani Keluhkan Kualitas Mutu Bibit

Petani saat menjemur jagung di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Senin (6/8). Menurunnya hasil panen jagung membuat sejumlah petani mengeluhkan kualitas mutu bibit yang dijual dipasaran.

Pasuruan, Bhirawa
Sejumlah petani jagung di kawasan Kejayan, Kabupaten Pasuruan mengeluhkan kualitas panen. Padahal, para petani terus memberikan bibit-bibit terbaik untuk meningkatkan produktivitasnya.
Petani jagung asal Desa Wrati, Kecamatan Kejayan, Samsul Hadi menyampaikan dalam sekali panen, biasanya bisa menghasilkan 1,5 ton jagung dengan kualitas baik. Namun, saat ini hanya bisa menghasilkan kurang dari 1 ton, dengan kualitas yang jauh dari baik.
“Penghasilan kami menurun di musim panen jagung ini. Karena bobot jagung yang dihasilkan semakin rendah,” ujar Samsul Hadi, Senin (6/8).
Ia mensinyalir, bibit terbaik untuk meningkatkan produktivitas jagung dinilai palsu. Pasalnya, tahun lalu masih menggunakan bibit yang sama dengan hasil panen jagung semakin melimpah.
“Sama seperti tahun lalu, kami menggunakan bibit dengan merek Pioner 21 (P21). Tahun lalu panennya melimpah, tapi untuk tahun ini, menurun drastis. Saya menduga ini bibit palsu,” kata Samsul Hadi.
Hal senada diungkapkan Sumitro. Ia mengaku panen jagung tahun ini berbanding terbalik dengan tahun lalu. Sebab, tahun ini turun drastis sehingga petani merugi.
“Jelas musim ini adalah musim petani jagung yang merugi. Karena volume produksi menurun drastis. Terlebih menggunakan bibit sama, yakni P21. Tapi, hasil dari bibit itu menurun drastis,” tandas Sumitro.
Ia menambahkan disinyalirnya peredaran bibit palsu tersebut dibarengi dengan naiknya harga bibit hingga 100 persen.
“Tahun lalu harga bibit P21 mencapai Rp 80 ribu. Tapi tahun ini, menjadi Rp 130 ribu per karung. Hal itulah, membuat kami akan beralih ke bibit P18,” tambah Sumitro.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan belum bisa dikonfirmasi. Bhirawa menghubungi via Handpone tidak aktif. [hil]

Tags: