Hasil Tangkapan Tak Seimbang Pengeluaran Nelayan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Turunnya Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Jatim dikarenakan hasil tangkapan tidak seimbang dengan pengeluaran nelayan. Pengeluaran nelayan tersebut diantaranya berkaitan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Dari rilis BPS Jatim, Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim pada November 2014 mengalami penurunan hingga 4,15 persen, yaitu dari 109,44 pada Oktober 2014 menjadi 104,90 pada November 2014.
“Penurunan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen dan indeks harga yang dibayar nelayan mengalami peningkatan sebesar 3,58 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah, di kantornya di Jl Kendangsari Industri, Surabaya, Selasa (9/12).
Perkembangan NTN pada November 2014 terhadap Desember 2013 (kumulatif November 2014) mengalami peningkatan 2,33 persen. Sementara perkembangan NTN November 2014 terhadap November 2013 (year-on-year) mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen.
Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami peningkatan 12,24 persen sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan meningkat 8,81 persen. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim November 2014 turun sebesar 4,15 persen
Sepuluh komoditas utama yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima nelayan adalah udang, ikan bawal, ikan kerapu, ikan layur, rajungan, teripang, kepiting laut, ikan teri, ikan peperek, dan remis.
Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan tongkol, ikan lemuru, ikan kuniran, ikan layang, ikan swanggi, ikan kuwe/bebara, ikan belanak, ikan manyung, ikan cakalang, dan ikan tembang.
Sepuluh komoditas utama yang mengalami peningkatan indeks harga yang dibayar nelayan adalah solar, bensin, cabai rawit, tomat sayur, cabai merah, beras, es batu, upah angkut ke TPI, jeruk, dan mie instant. [rac]

Tags: