Hasil Unit Usaha SMK Mini Dukung Operasional Ponpes

Foto Santri SMK Mini_tamPemprov Jatim, Bhirawa
Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mendadak ramai siang kemarin, Rabu (17/12). Puluhan santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadiin Pasuruan mendatangi kantor yang terletak di Jalan Gentengkali 33 Surabaya itu dengan membawa sebuah kotak kado berwarna kuning.
Kedatangan mereka pun langsung diterima Kepala Dindik Jatim Harun. Kotak yang dibawa santri pun langsung diserahkan ke Harun. Ditanya apa isinya? Dengan bangga mereka menjawab bahwa di dalamnya ada berbagai karya buatan santri. Ternyata benar, setelah dibuka sejumlah produk percetakan dan souvenir seperti glass painting, pin, dan kaos terdapat di dalamnya.
Pembina Ponpes Hidayatul Mubtadiin Pasuruan Rosidi yang saat itu mendampingi rombongan mengatakan, kedatangannya ke Dindik Jatim memang mendadak. Tapi bukan tanpa tujuan, karena sejak awal mereka sudah menyiapkan oleh-oleh itu untuk ditunjukkan ke Dindik Jatim terkait hasil program SMK Mini yang selama ini sudah berjalan di Ponpesnya.
“Sudah sekitar lima bulan ini kami melaksanakan program SMK mini. Saat ini, kami sudah memiliki produk sendiri dan unit usaha produk dan jasa,” tutur Rosidi.
Rosidi mengaku, program SMK mini di ponpes yang dia asuh meliputi desain dua dimensi dan foto digital. Dua kompetensi itu kini telah berkembang sebagai unit usaha yang juga sudah mampu menghasilkan keuntungannya. “Di ponpes kami banyak santri dari keluarga tidak mampu. Dengan unit usaha ini, kami bisa mencukupi operasional ponpes sendiri,” kata dia.
Hasil produk para santri itu, lanjut dia, saat ini masih dipasarkan ke masyarakat di sekitar wilayah ponpes. “Kalau ada hajatan, biasanya kita yang mendapat pesanannya,” kata dia.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengungkapkan, kedatangan para santri ini memang sangat tiba-tiba. Namun demikian dia bangga karena oleh-oleh yang mereka bawa sekaligus menjadi kabar baik atas terlakasananya program SMK mini di daerah.
Apalagi di ponpes, SMK mini benar-benar berhasil mencetak santri-santri menjadi lebih kompeten dan memiliki produk usaha. “Ini memang tujuan kita mendirikan 80 SMK mini di Jatim. Santri-santri itu mendapat keterampilan yang bisa dijual,” kata Harun.
Harun menegaskan, tujuan utama SMK mini bukan untuk memandaikan santri. Namun lebih pada tataran praktis, yaitu melalui penguatan soft skill. Karena itu, mereka yang belajar di dalam SMK mini dituntut untuk bisa membuat produk dan laku di pasaran.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan Dindik Jatim Hudiyono menambahkan, program SMK mini ini masih berjalan hingga enam bulan untuk 200 santri dalam satu ponpes. Masing-masing ponpes mendapatkan anggaran senilai Rp250 juta dari Pemprov Jatim.
“Tahun ini target kita 80 ponpes yang mendapat program tersebut. Namun dua ponpes diantaranya gugur karena terkendala izin,” tutur dia. [tam]

Keterangan Foto : Kepala Dindik Jatim Harun menerima santri Ponpes Hidayatul Mubtadiin Pasuruan sebagai salah satu pelaksana SMK mini di Jatim. [adit hananta utama/bhirawa]

Tags: