Hasil US SD/MI Surabaya Jatuh di Posisi Terendah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sidoarjo Raih Peringkat Teratas
Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim telah membagikan Daftar Kolektif Hasil Ujian Sekolah (DKHUS) SD/MI se-Jatim, Selasa (16/6) kemarin. Pembagian ini sekaligus membawa berita menyedihkan bagi dunia pendidikan di Kota Surabaya. Betapa tidak, kota dengan anggaran pendidikan terbesar se-Jatim ternyata tidak mampu menunjukkan kualitas terbaiknya.
Dari 78 rayon penyelenggara US SD/MI di Jatim, Rayon Surabaya masuk dalam kategori paling buruk. Satu rayon berada di urutan ke-77 dan satu rayon lainnya berada di urutan ke-45. Sekadar diketahui, dalam penyelenggara US SD/MI ini, satu kabupaten/kota dapat dibagi menjadi dua rayon menyesuaikan jumlah sekolah yang ada. Satu rayon terdiri sekitar 600 sekolah SD/MI.
“Untuk peringkat pertama diraih rayon Sidoarjo, kedua rayon Mojokerto,” tutur Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman saat memimpin rapat pembagian DKHUS SD/MI tahun ajaran 2014/2015, Selasa (16/6).
Saiful menuturkan, Sidoarjo berada di posisi pertama dengan total nilai rata-rata 263,58. Seperti halnya Surabaya, kota udang ini juga memiliki dua rayon. Rayon kedua juga masuk dalam kategori terbaik, yakni di urutan kelima dengan nilai rata-rata total 258,14. Sementara Surabaya yang selama ini mengklaim sebagai barometer pendidikan nasional berada di peringkat ke-77 dengan nilai rata-rata total 189,26. Sedangkan satu rayon lainnya yang berada di urutan ke-45 mendapat nilai rata-rata total 226,88.
Terkait buruknya perolehan hasil nilai US SD/MI Surabaya ini, Saiful tidak ingin menyimpulkan sendiri. Namun demikian, dia meminta agar seluruh pihak mau mengoreksi diri, termasuk Surabaya. Seharusnya dengan anggaran pendidikan yang besar pelaksanaan pendidikan bisa dioptimalkan. Tapi kenyataannya, anggaran besar bukan satu-satunya faktor. Ada faktor yang lebih penting, yaitu semangat dan keseriusan mengelola pendidikan dengan baik.
“Jangan dikira hanya Surabaya yang baik. Daerah-daerah lain juga sedang berbenah diri mengejar ketertinggalan pendidikan,” tegas Saiful.
Sementara untuk hasil rata-rata US SD/MI se-Jatim, Saiful mengakui ada peningkatan yang cukup baik dari tahun lalu. Tahun ini, nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia Jatim mencapai 79,9 naik dari tahun lalu 7,4. Nilai rata-rata Matematika tahun ini 71,96 naik dari 6,9 dan nilai rata-rata IPA 80,21 naik dari 7,8. “Semua rata-rata per mapelnya naik tahun ini,” ujarnya.
Di samping peningkatan nilai rata-rata US SD/MI, Mantan Kepala Badan Diklat Jatim tidak membantah adanya siswa yang masih berada di bawah standar atau kurang dari nilai 55 sebesar 1.228 siswa.
Sementara itu, Kabid TK, SD dan Pendidikan Khusus Dindik Jatim Nuryanto menambahkan, sejak tahun lalu, US SD/MI ini tidak digunakan sebagai penentu kelulusan. Dan ini kemudian diikuti oleh jenjang SMP dan SMA/SMK. “Secara umum pelaksanaan dari awal sampai pengumuman ini berjalan dengan baik,” tutur dia.
Pembagian DKHUS SD/MI ini diakui Nuryanto lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan. Karena itu, daerah bisa memiliki waktu lebih banyak untuk memilah rekapan nilai US SD/MI sebelum diumumkan ke siswa. “Pengumumannya tetap dilaksanakan 20 Juni. Kalau lebih awal silakan,” tutur Nuryanto.
Sebab, lanjut dia, penetapan 20 Juni itu juga maju dari jadwal di Prosedur Operasional Standar (POS) US SD/MI 2015. “Ini juga ada kaitannya dengan libur puasa satu bulan penuh. Jadi kita ajukan, karena proses pemindaian dan skoring juga sudah selesai,” pungkas dia.
Terkait hasil ini, Kabid Pendidikan Dasar Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengungkap, hancurnya rangking SD/MI tidak bakal berpengaruh terhadap mutu pendidikan Surabaya.  Sebab, selama ini standar kualitas pendidikan di Surabaya selalu terpantau dan ditingkatkan. “Peningkatan kualitas guru dan siswa terus dievaluasi,” ungkap Eko.
Dengan hasil yang cukup miris itu, Eko mengaku tetap puas. Karena Eko merasa bila hasil 45.880 siswa SD/MI di Surabaya dikerjakan secara jujur dan sungguh-sunguh. “Terlepas hasilnya baik atau tidak, bagi saya yang penting itu kejujuran,” tandas wanita asal Ponorogo tersebut.
Eko menjamin bila seluruh siswa dan guru bersikap jujur ini lantaran Dindik sudah memberi pengarahan dan memantau langsung proses pelaksanaan Ujian Sekolah (US). Seluruh bidang Dispendik pun bahkan melakukan sidak ke beberapa sekolah terkait dengan pelaksanaan US.
Disinggung banyaknya sekolah pinggiran dan kabupaten lainnya yang peringkatnya terus meningkat, Eko mengungkap pada saat ujian sekolah dan kabupaten pinggiran tidak melakukan pengawasan seketat Surabaya. Bahkan, beberapa guru dan sekolah membiarkan para siswa tidak bersikap jujur pada waktu pelaksanaan US. “Biarkan saja. Saya sudah tidak kaget. Kalau kita mau seperti itu ya bisa rangking terus,” ungkapnya. [tam]

Rekap US SD/MI Tahun Ajaran 2014/2015
Jumlah Peserta US SD/MI  634.182 Siswa
Absen  1.262 Siswa
Sekolah penyelenggara  25.987 lembaga
Jumlah Rayon  78
Rata-rata  232,07

Rayon Terbaik US SD/MI
Rayon                                  Jumlah Peserta        Total Nilai
Sidoarjo I                             27.682                       263,58
Kabupaten Mojokerto       11.902                       259,56
Kota Mojokerto                   2.321                         259,35
Kota Madiun                        681                            259,35
Kabupaten Sidoarjo II       6.798                        258,14

Sumber : Dinas Pendidikan Jatim

Tags: