Hati-hati Menangani Anak Sakit

Menangani Anak SakitSurabaya, Bhirawa
Menurunnya sistem imun pada anak membuat anak-anak rentan terhadap penularan penyakit. Sebagai orang tua yang bijak ketika anak sakit diperlukan penanganan yang tepat.
“Saya sering menjumpai anak yang hanya batuk-pilek karena alergi, tapi orang tua menyangkanya flu,” ujar Pakar Kesehatan Surabaya dr Lucia Pudyastuti R.
Menurutnya, banyak orang tua yang belum memahami perbedaan alergi dan flu atau influenza. Padahal, untuk menyembuhkan sebuah penyakit, perlu diketahui penyebabnya terlebih dahulu. Batuk dan pilek bisa muncul karena dampak flu yang merupakan penyakit akibat virus influenza.
” Tanda pasti terinfeksi virus tersebut adalah suhu tubuh naik,” ujar  alumnus Fakultas Kedokteran Unair tersebut Lucia.
Jika tidak ada peningkatan suhu, bisa jadi si kecil batuk-pilek bukan karena flu, namun alergi. Penyebab alergi pun bermacam-macam. Masing-masing bergantung pada individu bersangkutan. Menurut Lucia, alergi itu terjadi karena turunan atau genetis.
Orang tua harus peka terhadap penyebab alergi. Misalnya, anak batuk dan pilek ketika menghirup debu. Anak-anak sebisanya dijauhkan dari debu. Untuk mencegah alergi, harus dihindari pemicunya.
“Pemberian obat disarankan jika reaksi alergi itu sudah mengganggu. Tapi, perlu tahu bahwa obat hanya mengurangi gejala yang timbul,” ujar.
Namun, saat anak dipastikan sudah terkena flu, orang tua tidak perlu langsung memberikan obat. Jika panas tidak lebih dari 38 derajat Celsius, sebaiknya anak tidak diberi obat. “Panas ini tanda sistem imun bekerja. Jadi, ayah dan bunda tenang saja,” imbuhnya.
Lucia menambahkan, flu bisa disembuhkan dengan beristirahat cukup. Selain itu, sebagai langkah antisipasi, bisa diberikan vaksin influenza. Lucia mengatakan, belum banyak orang tua yang mengerti manfaat vaksin influenza.  ” Mungkin karena ini bukan vaksin wajib,” tuturnya.
Vaksin influenza bisa diberikan setiap tahun sampai dengan usia lanjut. Untuk mereka yang di bawah delapan tahun, pada tahun pertama vaksin harus diberikan dua kali. Jaraknya bisa enam bulan sekali. ” Vaksin pun tidak 100 persen memproteksi, namun setidaknya mampu menguatkan daya tahan anak,” ungkapnya. [dna]

Rate this article!
Tags: