Haul Akbar Seluruh Warga Desa Diserukan Khotmil Quran

Suasana khotmil quran di Desa Siwalanpanji Buduran Sidoarjo, kemarin. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam haul akbar ulama dan sesepuh masyarakat Desa Siwalanpanji, Kec Buduran, Sidoarjo, seluruh warga diserukan untuk mengaji, khotmil quran. Karena Desa Siwalanpaji memiliki Ponpes bersejarah. yakni Al Khamdaniyah yang telah melahirkan tokoh-tokoh ulama besar muncul dari Ponpes yang didirikan Kyai Khamdani 1787 M itu.
Diantaranya Kiai Haji Hasyim As’ari pendiri NU (Nahdlatul Ulama), Kiai Haji Jazuli Ploso Kediri, Kiai Haji As’ad Asembagus Situbondo, bahkan pendiri pesantren gontor Kiai Sahal juga pernah mondok di Al Khamdhaniyah.
Keturunan ketujuh KH Khamdani, KH. Badul Mukhid menuturkan, dalam kegiatan haul akbar ini seluruh masyarakat melakukan doa bersama. Selain masyarakat dan Ponpes, termasuk juga lembaga-lembaga pendidikan murid-muridnya juga melakukan doa bersama dan khotmil quran. ”Maka acara haul ini tidak semata-mata milik seseorang, tetapi seluruh masyarakat Desa Siwalanpanji,” tuturnya di sela-sela haul(26/4).
Jadi Ponpes Al Hamdaniyah dengan segala kesederhanaannya. Kendati sangat sederhana, namun ponpes tertua di Jatim setelah Ponpes Sidogiri Pasuruan tersebut, telah melahirkan ulama-ulama besar.
Salah satu ulama besar yang pernah menuntut ilmu agama atau menjadi santri di Ponpes ini yakni KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama atau NU. KH Hasyim Asyari menjadi santri di Ponpes Al-Hamdaniyah sekitar lima tahun lamanya.
Untuk mengenangnya, hingga kini kamar pendiri NU masih tetap terawat seperti dahulu. Kamar KH Hasyim Asyari sengaja tak pernah pugar, agar menjadi pelajaran bagi santri bahwa untuk menjadi tokoh besar tak harus dengan fasilitas mewah. Tak hanya menjadi santri, bahkan KH Hasyim Asyari juga diangkat menjadi menantu oleh Kiai Yaqub, pengasuh Ponpes kala itu. Sayangnya, pernikahan itu tak berlangsung lama karena Khodijah, istri KH Hasyim Asyari meninggal lebih dahulu saat tengah mengandung.
“Selain melahirkan ulama-ulama besar, Ponpes Al Hamdaniyah juga telah menjadi saksi sejarah dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah. Sebab selain belajar ilmu agama, para santri juga turut berperang melawan penjajah,” pungkasnya.
Pj Kepala Desa Siwalanpanji Cory Mulyati juga sangat mendukung kegiatan haul seperti ini. Selain Ponpes para warga dan tokoh masyarakat, seluruh lembaga pendidikan juga dilibatkan untuk khotmil quran. ”Tujuannya agar desa kami yang sudah baik ini menjadi lebih baik lagi,” katanya. [ach]

Tags: