Herbal Sanitizer Inovasi Mahasiswa Unair

Dua peneliti Hezer dari Fakultas Farmasi Unair menunjukkan inovasinya berbetuk sprai anti septik yang digunakan untuk membersihkan dudukan toilet, Rabu (7/6). [adit hananta utama]

Cukup Semprot, Praktis Cegah Penularan Kuman Toilet
Kota Surabaya, Bhirawa
Keberadaan toilet umum menjadi sangat penting bagi seseorang yang sehari-hari menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah.  Sayangnya, tidak semua toilet benar-benar bersih dan siap digunakan. Karena itu, sikap untuk selalu berhati-hati penting. Salah satunya dengan memastikan toilet aman dari ancaman kuman menular. Untuk hal ini, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) punya solusinya.
Berdasarkan data World Economic Forum, kualitas toilet Indonesia berada pada peringkat 40 dari 140 negara. Fakta itu dapat mewakili bagaimana gambaran toilet di Indonesia. Padahal, bakteri-bakteri seperti E coli, S aureus dan K pneumonia umumnya bersarang di toilet yang memiliki kualitas rendah.
Inilah permasalahannya, dan lima mahasiswa dari S1 Pendidikan Apoteker Fakultas Farmasi Unair berupaya memberikan solusinya. Hal itu ditunjukkan melalui inovasi mereka berupa herbal sanitizer (Hezer). Kelima mahasiswa tersebut antara lain, Husniatul Fitriah, Malisda Irwantri Leonald, Hatif Indra Nur Septiyanti, Muhammad Aviv Addi, dan Rendha Kusumaning Kristiwi.
“Produk ini merupakan inovasi dalam bentuk obat semprot yang dibuat dari ekstrak daun sirih,” tutur Husniatul Fitriah kemarin.
Hezer ini, lanjut dia, merupakan produk toiletries (perlengkapan mandi) yang ampuh membasmi bakteri dengan cara yang cukup praktis. Yakni disemprotkan pada dudukan toilet umum lalu dilap bila perlu dan toilet umum pun bersih untuk siap digunakan.
Hatif Indra menambah penjelasannya, produk sanitasi saat ini memang sudah banyak di pasaran. Namun, mereka mengombinasikan ekstrak daun sirih yang mampu menghambat bakteri lebih besar. Daun sirih mengandung turunan fenol yakni kavikol dan kavibetol yang memiliki kemampuan anti septik atau desinfektan, anti oksidan, dan fungisida dengan aktivitas anti bakteri enam kali lebih efektif daripada senyawa flouride dan fenol biasa.
Keunggulan lainnya, produk Hezer yang dikemas dalam botol sprai berisi 30 ml itu mudah dibawa kemana pun. Cara penggunaannya pun praktis. “Satu botol Hezer dapat digunakan hingga 30 kali. Hezer disemprotkan di lima titik dudukan toilet umum dengan jarak penyemprotan 25 cm dari permukaan dudukan toilet. Tunggu lima detik, maka dudukan toilet akan mengering dengan sendirinya dan siap untuk digunakan,” tutur Indra.
Sampai saat ini, lanjut Indra, 152 produk Hezer sudah sampai di tangan konsumen area Jawa dan Sumatera. Harga yang mereka patok cukup murah, yakni Rp 16 ribu per botol, masyarakat sudah bisa melindungi diri dari bakteri-bakteri di toilet umum. Setelah yakin cukup diminati dalam bentuk sprai, tim selanjutnya akan mengembangkan produk dalam bentuk tisu basah agar orang yang tergesa-gesa bisa lebih efisien dalam menggunakan toilet umum.
“Inovasi ini kita masuk dalam penelitian kami tentang solusi mengurangi penularan penyakit melalui toilet umum. Bersyukur, penelitian tersebut akhirnya mendapat pendanaan dari Kemenristek-Dikti tahun ini,” pungkas Indra. [Adit Hananta Utama]

Tags: