HET Pupuk Tak Sesuai Bandrol

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Harga pupuk bersubsidi membuat resah petani, sebab harga tidak sesuai dengan bandrol, terbukti pupuk bersubsidi jenis urea, yang seharusnya dengan harga eceran tetap (HET) senilai Rp. 1.800,- perkilo gramnya di tingkat petani, namun kenyataan di lapangan per zaknya masih seharga Rp.115 ribu, atau sekitar Rp. 3.500 perkilo gramnya.
Dari kejadian itu, banyak sejumlah petani di Kabupaten Bojonegoro mengeluhkan harga tersebut karena di anggap mahal. Hal itu seperti yang di ungkapkan oleh petani asal Kecamatan Sumberejo, Zaeni (46) kepada Harian Bhirawa, Kamis (30/10)
“Harga pupuk sangat mahal, dan ditambah keluhan para petani beberapa waktu lalu sangat kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi jenis urea. Tapi saat ini semua petani tidak melakukan pemupukan, jadi para petani saat ini membeli pupuk untuk persiapan tanam padi mendatang”, jelasnya.
Dikatakan, untuk harga pupuk mengalami kenaikan di tingkat kios yang ada di tingkat Desa, di duga mereka para kios pupuk ini sengaja menaikan harga, untuk meraup keuntungan yang lebih banyak lagi.
“Kalau kemaren pupuk memang langka, sekarang petani sudah tidak begitu butuh banyak pupuk, Cuma harganya tetap mahal tidaksesuai yang disampaikan pemerintah,” terangnya.
Hal senada juga di ungkapkan oleh petani lainnya bernama Munahar (45) asal Desa Karangdowo Kecamatan Sumberrejo. Menurutnya di duga ada beberapa toko pupuk, yang sengaja melakukan permainan.
“Pihak toko mendapatkan pupuk dari distributor resmi, dan menjual pupuk keluar daerah, setelah di timbun di gudang milik toko tersebut, dan diduga pemilik toko yang menjual pupuk ini bekerja sama dengan pegawai Distributor pupuk,” imbuhnya. [bas]

Rate this article!
Tags: