Hidup Tidak Hanya Pintar, Tapi Harus Terampil

Drs Abdul Razzaq Thahir, MSos, MSi

Drs Abdul Razzaq Thahir, MSos, MSi
Sukses dengan dua bidang karir yang berbeda mungkin tidak semua orang bisa. Apalagi jika bidang itu bertolak belakang. Seperti guru dan seorang entertain. Namun, bagi waka Humas SMAN 16 Surabaya, Abdul Razzaq Thahir tidak ada yang mustahil dalam mewujudkan keduanya. Asal, dibarengi kerja keras dan keikhlasan. Hal itu terbukti ketika dia harus meneruskan keinginan kedua orangtuanya menjadi seorang guru. Di sisi lain, ia tidak mungkin mengubur impiannya menjadi seorang penyiar radio.
“Kalau ditanya sama guru-guru. Cita-citanya apa? Saya jawab dengan lantang penyiar bu guru. Semua kelas menertawakan saya. saya ingat betul itu mereka meremehkan cita-cita saya,” ungkap guru yang akrab disapa Reza ini.
Tapi, sambung dia, itu tidak menjadi alasan bagi saya untuk menggugurkan cita-cita saya. Itu karena Reza tahu, bahwa potensi yang dimilikinya harus terus dikembangkan. Terlebih, Reza pun juga sangat menyukai bidang public speaking. Karena tekadnya untuk mewujudkan cita-citanya itu, sejak masuk di bangku kuliah dia aktif mengikuti berbagai lomba publik speaking, khususnya dalam bidang penyiar radio.
“Saya aktif dalam mengikuti berbagai lomba penyiar televisi. Dengan berbagai lomba itu saya punya tiket untuk mewujudkan cita-cita saya. Ya, alhamdulillah saya diterima kerja di radio terkenal waktu itu di Surabaya,” papar guru berprestasi Kota Surabaya tahun 2016 ini.
Momen itu, menurut Reza, menjadi jembatan bagi dia untuk terus mengembangkan kemampuannya di bidang publik speaking. Meskipun ketika otu dia berstatus mahasiswa. “Dengan kerjaan saya sebagai penyiar dulu, saya bisa membiayai kuliah saya sampai lulus,” kata suami dari Enny Yolanda ini.
Maka dari itu, lanjut dia, jika saya diminta untuk memilih antara guru dan penyiar atau sekarang entertaimen, saya akan katakan tidak memilih kedua-keduanya. Sebab, dua profesi itu sangat saya cintai.
“Saya tahu potensi saya. Potensi yang harus saya jaga dan kembangkan karena bagian dari amanah. Tapi guru, guru bentuk pengabdian yang luar biasa. Dan saya ingin tetap menjadi pengabdi negara untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Itu kenapa saya tidak mau memilih,” urai dia.
Karena bagi ayah anak dua ini, hidup tidak hanya harus pintar. Tapi juga harus punya keterampilan yang lain. Apalagi kedua orangtuanya selalu berpesan jika punya ilmu harus terus digali.
Pria berusia 51 tahun ini berharap kedepan ia ingin mempunyai Event Organizer (EO) agar bisa mengajari anak-anaknya yaitu Reza Riszikina Balqis dan Reza Qisthina Jamilah untuk menjadi seorang penyiar. “Mereka harus tahu bagaimana figure ayahnya. Agar bisa mewarisi apa yang dimiliki ayahnya,” pungkas dia. [ina]

Tags: