Hidupkan Lagi Gotong Royong Sebagai Roh Pembangunan

Gubernur Dr H Soekarwo bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi dan Bupati Tuban Fathur Huda memukul kenong tanda dimulainya Peringatan BBGRM ke 13 dan HKG PKK tingkat provinsi Jatim.

Gubernur Dr H Soekarwo bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi dan Bupati Tuban Fathur Huda memukul kenong tanda dimulainya Peringatan BBGRM ke 13 dan HKG PKK tingkat provinsi Jatim.

Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-13 dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-44
Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo minta agar semangat gotong royong kembali dihidupkan sebagai bagian dari roh pembangunan. Hal itu karena gotong royong telah menjadi esensi baru dalam menjaga empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, saat ini pemerintah ingin memperkuat nilai gotong royong. Karena, manapun negara yang akan maju, basis yang sangat mendasar adalah kohesifitas masyarakatnya, yakni kerukunannya, dan gotong royong termasuk didalamnya.
“Hal yang perlu diperhatikan dalam gotong royong adalah kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakatnya. Itu kemudian jadi nilai yang diangkat jadi program. Nilai itu yang sekarang coba kita digerakkan,” kata Gubernur Soekarwo, saat puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-13 dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-44 Provinsi Jatim Tahun 2016 di Pendopo Kabupaten Tuban, Rabu (11/5).
Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, mengatakan, gotong royong adalah salah satu ciri bangsa Indonesia. Gotong royong merupakan bagian dalam konsep memberikan kesatuan dan persatuan bangsa. “Hal ini yang harus senantiasa diperkuat, karena awareness, kepedulian, rasa bersama-sama, dan konsep kultural seperti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing itu yang harus diangkat,” ujarnya.
Saat membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, dalam Peringatan BBGRM dan HKG PKK, Pakde Karwo mengajak untuk kembali menggelorakan semangat gotong royong untuk melawan kemiskinan dan ketertinggalan. Gotong royong memiliki hakekat yang luar biasa karena hakekat membangun negeri adalah semangat kebersamaan. “Semangat ini harus ditumbuhkan sejalan dengan semangat revolusi mental,” ujarnya.
Lebih lanjut menurutnya, potret nyata bahwa sebagian besar pemenang lomba pelaksana gotong royong terbaik tingkat desa dan kelurahan berasal dari daerah terpencil, bukan pusat perkotaan. Hal ini menandakan bahwa nilai gotong royong masih mengakar kuat di desa-desa. Sejalan dengan pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, pemimpin desa seperti kepala desa, lurah bersama-sama dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa harus menjaga harmoni dengan memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan desa.
Terkait peringatan HKG PKK ke-44, Pakde Karwo mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih karena Tim Penggerak (TP) PKK punya peran besar dalam menyejahterakan masyarakat desa secara keseluruhan mulai dari tingkat keluarga. “Perempuan sebagai entitas ekonomi punya peran yang luar biasa, karena sebagian besar mereka gemi nastiti. Saat ini kita trus menggerakkan perekonomian perempuan salah satunya melalui koperasi wanita,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Pakde Karwo secara simbolis memberikan penghargaan kepada pemenang lomba pelaksana gotong royong kategori kelurahan dan desa. Kategori kelurahan, juara I diraih Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, juara II diraih Kelurahan Meri, Kota Mojokerto, dan Juara III diraih Kelurahan Turi Kota Blitar. Untuk kategori desa, juara I diraih Desa Ngadirojo, Kab. Pacitan, Juara II diraih Desa Malasan, Kab. Trenggalek, dan Juara III diraih Desa Pabean, Kab. Probolinggo.
Gubernur juga berkenan menyerahkan secara simbolik bantuan program dari SKPD Pemprov Jatim. Diantaranya, bantuan penanganan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas berupa alat bantu kursi roda dari Dinas Sosial Provinsi Jatim, program pengembangan agribisnis pertanian berupa alat tanam padi dari Dinas Pertanian Provinsi Jatim, program penguatan ekonomi masyarakat tembakau dari Dinas Pertanian Provinsi Jatim, dan program Jalin Matra berupa bantuan rumah tangga sangat miskin dari Bapemas Provinsi Jatim.

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Jatim Menurun
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Dra Hj Nina Soekarwo MSi, menyampaikan, jika Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Jatim terus menurun. Saat ini tercatat AKI di Jatim 83/100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih baik dari standar Suistanable Development Goals (SDGs) sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
“Hal ini yang harus terus kita tingkatkan dan pertahankan, tentunya ini semua berkat semangat dan peran kader-kader PKK yang ada di Jatim,” ujar Bude Karwo, sapaan akrab Nina Soekarwo.
Saat membacakan sambutan Ketua TP PKK Pusat, Bude Karwo menyampaikan bahwa TP PKK merupakan mitra kerja pemerintah dan wadah aktivitas sosial pada keluarga. “Gerakan PKK harus berperan terutama di tingkat keluarga sehingga mampu mencetak keluarga yang maju, mandiri dan sejahtera,” ujarnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh TP PKK adalah posyandu. Ia minta agar posyandu terus diperhatikan sebagai layanan dasar ibu dan balita. Ia juga minta agar kader PKK di daerah terus menjalin komunikasi dan kemitraan dengan tingkat provinsi demi tercapainya visi dan misi gerakan PKK.
Pada kesempatan ini, Bude Karwo berkenan menyerahkan secara simbolis penerima penghargaan Lomba 10 Program PKK Tingkat Kabupaten. Pelaksana Terbaik I diraih oleh TP PKK Desa Gondang, Kab. Tulungagung, Pelaksana Terbaik II diraih TP PKK Desa Bogoharjo, Kab. Pacitan, dan Pelaksana Terbaik III diraih TP PKK Desa Ngrendeng, Kab. Ngawi. Selain itu diserahkan pula secara simbolis Penghargaan Adi Bhakti Madya PKK berupa penyematan pin emas bagi kader PKK yang telah mengabdi selama 15 tahun. [iib]

Tags: