Hidupkan Wisata, DPMD Jatim Support Festival Desa di Situs Batu Tulis Tulungagung

Tulungagung,Bhirawa
Hidupkan wisata edukasi desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPMD) Provinsi Jawa Timur berikan support atas terselenggaranya Festival adat desa yang di gelar di pelataran situs Batu Tulis, Desa Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Kamis, (21/10).

Kegiatan festival yang digelar berupa pencatatan tradisi, berupa peresmian prasasti kuno, sebagai tetenger desa,yang melibatkan masyarakat pedesaan dalam kemasan budaya.

Festival adat desa dihadiri langsung Kepala DPMD Provinsi Jawa Timur, Soekaryo yang didampingi,Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Kepala DPMD Kabupaten Tulungagung, Forkopimcam Ngunut, dan masyarakat.

”Kita akan ikut serta memajukan wisata edukasi desa, dan berangkat dari itulah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Propinsi Jawa timur, turun langsung memberikan support kepada desa-desa yang mulai peduli dengan pemberdayaan adat desa sebagai bagian dari modal desa,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur Soekaryo usai membuka Festival Kebudayaan Desa Sumberingin Kulon.

“Di sini ( Festival Desa Sumberingin) mengawali untuk mengadakan festival, sehingga ini menjadi pilot project untuk bisa direplikasi di tempat-tempat lain,” tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan Soekaryo, seperti yang terjadi, Desa Sumberingin , ternyata mampu mencatat sejarah dengan adanya tetenger berupa batu tulis, yang memberi tanda berdirinya secara resmi daerah itu sebagai bumi perdikan.

Menurutnya, bila tradisi dan adat itu kini dikelola secara moderen, maka desa tersebut akan memiliki daya jual wisata, di paska pandemi, dan kondisi itu akan di seriusi di Jawa Timur.

Soekarno menuturkan, dengan adanya desa-desa yang kini sudah menjadi desa wisata yang layak jual sebagai wisata edukasi, rata-rata sudah terbentuk lembaga adat yang didukung regulasi tingkat desa.

“Festival desa seperti di desa Sumberingin itu akan dijadikan pilot project, bagaimana menjadikan adat desa sebagai wisata yang mempunyai daya jual,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Soekaryo menyebut bahwa, Jawa Timur sudah ada 186 kelembagaan adat desa yang mengelola dan melestarikan adat budaya desa.

Diipilihnya Desa Sumberingin Kulon, karena merupakan desa yang paling siap diantara desa lainnya di Jawa Timur, selain itu juga didukung tingginya antusias masyarakat terhadap kebudayaan.

Meski masih kondisi Pandemi Covid-19, lanjut Soekaryo, kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat tetap boleh dilaksanakan asalkan dengan menerapkan disiplin prokes yang ketat.

Artinya selama kondisinya dimungkinkan atau PPKM nya level 1 atau 2 diperbolehkan untuk melakukan kegiatan kebudayaan agar nanti bisa tumbuh desa-desa wisata baru.

“Seperti yang diinginkan gubernur, dengan tumbuhnya desa-desa wisata baru, masyarakat menjadi mandiri, daerah tertinggal menjadi tidak ada,” kata Soekaryo.

Soekaryo juga menyampaikan, untuk regulasi lembaga adat desa, Pemprov Jatim nantinya akan membantu dengan memberikan konsep pelaksanaan dan pembentukan lembaga adat desa,

“Seperti yang sudah ada di Tulungagung yaitu Peraturan Bupati nomor 10 Tahun 2019 tentang lembaga adat desa,” tandasnya.

Sementara itu, kepala Desa Sumberingin Kulon, Panggih Pujiono, mengaku kegiatan festival desa ini adalah kegiatan yang didukung, seluruh komponen masyarakat.

” Warga sadar akan nilai adat budaya bagi perkembangan generasi kedepan, sebagai bagian dari mencintai adat istiadat leluhurnya,” pungkasnya. (gat.wed)

Tags: