Higienitas Makan Khas Bakal Dinilai

Jarianto

Jarianto

(Festival Makanan Khas Jawa Timur)
Pemprov Jatim,Bhirawa
Gencarnya serbuan produk-produk makanan dari luar negeri memaksa makanan tradisioanal Indonesia makin terpinggirkan dan ditinggalkan masyarakat. Untuk menahan serbuan itu, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim berupaya melestarikan dengan menggelar Festival Makanan Khas Jawa Timur.
Dalam Festival Makanan Khas Jatim tahun ini, penilaiannya agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.  Kali ini masalah higienitas pengolahan makanan menjadi bagian penting penilaian. Untuk itu juri akan mendatangi lokasi pemenang lima besar yang ada di masing-masing Bakorwil untuk mengetahui kualitas hingga higienitas makanan khas yang disajikan masing-masing peserta.
Kepala Disbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan, penilaian grand final makanan khas tahun ini lebih banyak pada sajian makanan dibandingkan beradu memasak  di panggung. Kalau tahun lalu, sajian dan beradu masak, mempunyai bobot penilaian yang sama.
Sehingga, adanya perbedaan penilaian dengan tahun sebelumnya diharapkan akan lebih mempertajam kualitas, kreatifitas, hingga higienitas makanan khas yang disajikan para peserta dan bisa diandalkan
Lebih lanjut Kepala Bidang Pengembangan Produksi Pariwisata Disbudpar Jatim, Drs Handoyo menambahkan, festival makanan khas Jatim sudah berlangsung sejak 1998. Kegiatan ini dijadikan even kepariwisataan tahunan sebagai ajang pembinaan.
Karena dengan acara ini telah bermunculan kreasi menu makanan khas terbaru yang digali dari potensi daerah atau kab/kota.   Menurutnya, banyak menu khas Jatim seperti menu rawon sembilang, lele kecek, sambel nanas, tumis lorjuk dan syur lodeh klingking. Sehingga bisa dijadikan ikon kepariwisataan daerah yang berdampak pada kepuasan para wisatawan.
Tujuan festival makanan khas adalah meningkatkan kreativitas, inovasi dan deservikasi pelaku pariwisata di bidang usaha jasa makanan dan minuman (Mamin) penyediaan makanan khas daerah yang menarik. Kemudian memfasilitasi industri pariwisata khususnya di usaha Mamin untuk mempromosikan makanan khas daerah sebagai daya tarik wisata kuliner.
Festival Makanan Jatim biasanya terdiri dari 38 peserta. Selanjutnya ditetapkan lima peserta sebagai pemenangnya oleh dewan juri dari unsur asosiasi chief Jatim, akademisi dan praktisi kuliner.
Harapannya Festival Makanan Khas mampu memnjadi daya tarik wisata kuliner serta menjadi daya tarik kinerja para pengelola hotel, restoran, rumah makan dan jasa boga dalam meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jatim.  [rac]

Rate this article!
Tags: