Hijrah dari Kebohongan

Dr H Husnul Khuluq MM

Dr H Husnul Khuluq MM

Oleh:
Dr H Husnul Khuluq MM
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

Ibadah puasa sering dinyatakan sebagai ibadah yang minim riya. Yang tahu manusia berpuasa sebenarnya hanyalah Allah dan dirinya. Orang bohong berpuasa sebenarnya membohongi Allah SWT dan dirinya. Ibadah puasa menuntut keikhlasan, kejujuran, dan jauh dari kepura-puraan. Pembelajaran secara intens dan kontinu terhadap sikap jujur dan benar didapatkan melalui ibadah puasa yang benar.
Hidup sering diwarnai kepura-puraan, penuh topeng di sana-sini, dan juga dusta. Nafsu kekuasaan dan keduniaan memaksa manusia harus berbohong dan menipu untuk mencapai tujuan kekuasaan dan keduniaan. Nafsu ini kalau dibiarkan maka akan merusak pribadi manusia itu sendiri dan juga sendi-sendi kemasyarakatan dan tentu akan membawa kehancuran.
Puasa hadir dengan nilai kejujuran dan kebenaran sebab hanya dengan kejujuran, kebahagiaan akan diraih. Orang yang sukses atau organisasi yang maju, juga dunia usaha yang berhasil selalu diperoleh dari kejujuran dan kebenaran yang akan membawa pada trust (kepercayaan) orang lain. Bila ada  sukses yang diraih dengan kebohongan dan kepura-puraan maka pasti akan segera hancur dan tidak bertahan lama. Puasa mempunyai kekuatan besar untuk memimpin manusia menjadi orang yang jujur dan benar apabila dilakukan dengan antusisme yang tinggi dan penuh keikhlasan.
Orang-orang yang jujur akan meraih keberhasilan di dunia sekaligus menjamin kebahagiaan akhirat karena orang-orang yang jujur dipersamakan derajatnya dengan orang-orang yang muttaqin, …” Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-baqarah:177). Doa Nabi Ibrahim kepada Allah juga berisi harapan menjadi orang yang benar: “Dan jadikanlah aku buah tutur yang benar bagi orang-orang yang datang kemudian ” (QS. As-Syuara’:84).

Rate this article!
Hijrah dari Kebohongan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: