Hindari Inflasi, Masyarakat Tak Perlu Borong Sembako

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Dinas Perdagangan melakukan sidak harga sembako di Pasar Pucang, Surabaya, Kamis (30/5).

Gubernur Sidak Pasar Pucang, Surabaya
Pemprov, Bhirawa
Kebiasaan memborong belanja kerap dilakukan masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri. Sayangnya, hal tersebut justru berdampak buruk terhadap tingginya inflasi. Karena itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat Jatim agar tetap berbelanja secara wajar.
Menurut Khofifah, kebiasaan masyarakat memborong belanjaan dikhawatirkan akan meningkatkan inflasi. Sementara stok bahan pangan pokok pada dasarnya aman. “Sampai lebaran, Insya Allah stoknya aman. Jadi, beli bahan pangan pokok secukupnya, jangan ada yang melakukan aksi borong,” katanya di sela kunjungan ke Pasar Pucang, Surabaya, Kamis (30/5).
Menurutnya, stok bahan pangan pokok aman hingga selesai lebaran. Harga barang naik, bergantung pada kenaikan psikologis. Biasanya setiap ada kenaikan demand (Permintaan) itu, ada kenaikan psikologis. “Ada penjual daging yang biasanya potong 2 ekor, hari ini potong tiga ekor. Berarti ada kenaikan, karena memang menjelang lebaran, mungkin pada menyiapkan makanan khusus untuk menu spesial” tutur Khofifah.
Kecuali kalau stoknya langka, kata dia, seperti dulu ketika bawang putih langka, harganya bisa dua kali lipat. Berdasarkan survei yang dilakukannya di banyak toko baik beras, gula, dan minyak goreng stoknya dipastikan aman dan harganya normal. Karenanya, masyarakat diharapkan tidak mengalami kenaikan psikologis sehingga tidak menyebabkan terjadinya kenaikan demand. “Hari ini harga bawang putih kalau kating (bawang putih yang aromanya kuat) rata-rata Rp 35 ribu,” ucapnya.
Ditambahkan, untuk harga telur mengalami kenaikan 1 hingga 2 ribu sehingga ada yang dijual di harga Rp. 22 ribu/kg dan Rp. 23 ribu/kg. Begitupun dengan daging ayam juga mengalami kenaikan 1 sampai 2 ribu. “Harga eceran tertinggi (HET) ayam diharga Rp. 34 ribu/kg, dan di pasar ini ada yang dijual diharga tersebut,” terang Khofifah.
Terkait harga daging, sebelumnya ada informasi di media bahwa harga di pasar pucang mencpai Rp. 150 ribu/kg. Namun demikian, setelah dilakukan peninjauan dan pengecekan harga secara langsung ke penjual harga daging masih normal. Dengan rincian harga untuk kulitas daging super Rp. 120 ribu/kg, kualitas bawahnya di harga Rp.115 ribu/kg, dan ada yang hanya seharga Rp. 85 ribu/kg.
“Saya tanya ke penjual daging memang ada kenaikan kebutuhan daging jelang lebaran. Yang biasanya memotong 2 ekor hari ini memotong hingga 3 ekor,” ungkapnya sembari mengimbuhkan hal ini sangat wajar karena saat lebaran banyak hidangan khas yang ingin dihidangkan agar lebarannya lebih spesial.
Lebih lanjut disampaikan, untuk harga bawang merah dan bawang putih juga normal. Sedangkan harga cabai juga sudah mengalami kenaikan cukup signifikan dengan harga jual Rp. 15 ribu hingga Rp. 20 ribu/kg. “Sebelumnya harga cabai ini hanya Rp. 3 ribu/kg, oleh sebab itu kenaikan harga ini mudah-mudahan bisa membangun semangat dan motivasi petani cabai,” harapnya.
Khofifah mengaku, peninjauan harga sengaja dilakukan di Pasar Pucang Anom karena merupakan salah satu titik pantauan Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh sebab itu, harga-harga yang berlaku di pasar ini sangat mempengaruhi inflasi. “Biasanya pasar-pasar yang saya kunjungi merupakan titik pantau BPS,” pungkas gubernur perempuan pertama di Jatim ini. [tam]

Tags: