Hindari Kanker,Masakan di Oven atau Steam

Penderita kanker saat mendampingi Chef Ken sedang memasak Sweet and Shower Fish Papelof. [Achmad tauriq/bhirawa].

Penderita kanker saat mendampingi Chef Ken sedang memasak Sweet and Shower Fish Papelof. [Achmad tauriq/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Jumlah penderita kanker bagi anak-anak saat ini semakin berkembang seiring dengan salahsatu faktor pemicunya yakni banyaknya makanan berpengawet dan mengandung pewarna kimia yang bisa memicu kanker. Sedangkan makanan berbahaya seperti inilah yang sekarang banyak ditemui dan dikonsumsi anak-anak.
Untuk itu Master Chef Indonesia session 2 Chef Ken bersama PT Matahari Sakti beserta anak-anak penderita kanker dalam program Eat More Fish berbagi tips untuk memasak yang lebih baik sehingga bisa menghindari maupun mencegah adanya kanker khususnya terhadap anak-anak.
Menurut Chef Ken memasak yang lebih baik adalah dengan di oven atau di steam (kukus) tidak dengan digoreng maupun di bakar karena berhubungan langsung  dengan api. “Sedangkan kalau di oven memang membutuhkan waktu sedikit agak lama tapi dengan oven tingkat kematangan sangat merata,” ujar Chef Ken yang selalu berpenampilan kepala pelontos.
Apalagi menurut Chef Ken, menggunakan oven itu merupakan yang paling sehat karena tidak ada radiasi dibandingkan dengan microwave. “Masakan yang di oven kematangan masakannya seperti ikan bisa merasuk hingga kedalam sehingga matang luar dalam dan inilah yang sehat,” terangnya.
Meskipun membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit dibandingkan dengan digoreng yang membutuhkan waktu hanya 2 sampai 3 menit saja tingkat kesehatannya lebih tinggi dan bisa mencegah maupun mengurangi resiko kanker.
“Lamanya waktu oven tergantung dari ukuran ikannya yang mau dioven, daripada dibakar resiko terjadinya kanker lebih besar. Bisa dihindari asalkan ada jarak antara api dengan ikan yang dibakar, lebih bagus lagi saat dibakar terlebih dahulu dibungkus dengan daun pisang,” jelas pemilik Pipe dan Barrel Resto Surabaya.
Sedangkan untuk pembakaran yang menggunakan arang itu juga perlu diperhatikan kualitas arangnya. “Harus dipilih arangnya jangan sampai menggunakan sembarang arang yang nantinya bisa menjadi penyakit didalam tubuh. Harus tahu terlebih dahulu asal dari arang yang akan digunakan untuk membakar ikan,” katanya.
Sementara program Eat More Fish sendiri diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan konsumsi ikan, serta pengetahuan bahan dasar ikan yang dapat dijadikan aneka olahan masakan yang sehat dan lezat sehingga bisa disajikan untuk anak-anak.
Menurut Direktur Utama PT Matahari Sakti Group, Puspita Dewi Prijadi sebagai salah satu produsen pakan akuakultur (pakan udang dan ikan) juga memiliki pembibitan ikan lele yang dikelola dengan kualitas yang sangat baik.
“Untuk dalam kampaye Eat More Fish ini kami berharap bisa membantu dalam hal pakan dan budidaya teknik sehingga nantinya mereka bisa mandiri,” pungkasnya.
Sedangkan untuk pembibitan lele ini masih dalam pengajuan ke Gubernur Jawa Timur supaya nanti hasilnya bisa untuk membantu para penderita kanker yang ada di Jatim. “Hasilnya nanti kita berikan kepada satu penderita dari Banyuwangi dan satu lagi di Kalimantan, selanjutnya diberikan ke penderita yang ada di Sidoarjo dan Surabaya,” tuturnya. [riq]

Tags: