Hindari MOS, Sambut Siswa Baru dengan Karya Kreatif

Para siswa memamerkan karya kreatifnya saat hari pertama LOS (Layanan Orientasi Siswa) di SMAN 14 Surabaya, Senin (14/7).

Para siswa memamerkan karya kreatifnya saat hari pertama LOS (Layanan Orientasi Siswa) di SMAN 14 Surabaya, Senin (14/7).

Surabaya, Bhirawa
Hari pertama masuk sekolah menjadi hari yang istimewa bagi mereka yang baru saja menempati sekolah barunya. Peserta didik baru disambut dengan hangat oleh para guru dan kakak kelas. Berbagai kreativitas pun dimunculkan untuk mengerek semangat belajar siswa. Di antaranya dengan menunjukkan beragam kerajinan tangan yang kreatif.
Seperti yang terlihat di SMAN 14 Surabaya, Senin (14/7). Begitu masuk ke lobi sekolah, para peserta didik baru sudah disuguhi pemandangan kreatif dalam bentuk karya seni. Di atas sebuah rak sudah berjejer beragam karya seni seperti seni terapan tiga dimensi, dalam bentuk patung dari tanah liat dan pasir pantai. Di samping kanan-kiri dinding juga sudah tertempel karya dua dimensi seperti desain batik abstrak, kipas batik, lukisan dari kain perca dan beragam hiasan lainnya.
Semua karya tersebut sengaja disiapkan oleh kakak kelas untuk menyambut siswa baru. Salah satunya dibuat Teo Billy dalam bentuk lampion dari galon air mineral. Untuk membuat karya tersebut, Teo menghabiskan waktu selama dua minggu lamanya. “Ini lampion bisa digunakan untuk hiasan untuk kamar, teras atau taman,” kata dia.
Karya-karya tersebut awalnya merupakan praktikum yang diikutinya pada mata pelajaran prakarya. Hasilnya langsung dalam bentuk produk kreatif lalu dipamerkan setiap ada siswa baru dan penerimaan rapor siswa. “Sebenarnya ingin juga dijual, tapi belum ada waktu,” kata dia.
Terpisah di SMAN 16 Surabaya SMAN 16, para siswa dikenalkan materi tentang wawasan Wiyata Mandala. Materi tersebut diberikan agar siswa mampu memiliki sikap saling menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. “MelaluiĀ  wawasan Wiyata Mandala, siswa akan lebih mengerti akan fungsi sekolah sebagai tempat penyelenggara kegiatan pembelajaran,” tutur salah seorang fasilitator LOS (Layanan Orientasi Siswa) di SMAN 16 Syafii.
Lain halnya di SMPN 39, pada hari pertama LOS para anggota OSIS mengajak para siswa untuk mengenal lingkungan sekolah scara lebih dekat. Para siswa baru tersebut diajak berkeliling sekolah guna mengetahui letak denah sekolah. Mulai dari ruang kelas hingga kantin sekolah tak luput dari kunjungan para siswa baru.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan mengatakan, istilah LOS sengaja digunakan untuk menampik stigma negatif yang selama ini muncul dalam Masa Orientasi Siswa (MOS). Misalnya saja ploncoan yang masih sering ditemukan. Secara umum, LOS di Surabaya mengusung tema ‘Pelajar Surabaya, Jujur, Kreatif dan Inovatif’. “Jadi masing-masing sekolah punya kesempatan untuk berkreasi melaksanakan LOS semenarik mungkin” kata dia.
Kreativitas ini, lanjut Ikhsan, diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga siswa terhadap sekolah baru yang telah diterima siswa. Menuru dia, jika LOS itu menyeramkan, tentu saja akan membuat ciut semangat siswa belajar. “Tetapi jika LOS ini dikonsep secara kreatif dan menyenangkan, siswa baru tidak akan segan-segan untuk mengatakan, inilah sekolah saya yang baru,” pungkasnya. [tam]

Tags: