Hindari Ritel, Puspa Agro Konsisten Jadikan Pusat Grosir

Abdullah Muchibuddin (pegang mik) Dirut Puspa Agro saat memamerkan produk unggulannya. [m ali/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Konsisten sebagai pusat grosir, Puspa Agro menghindari ritel, untuk itu kini lebih gencar melakukan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kabupaten/kota. Dengan adanya kerja sama ini maka posisi grosir dari Puspa Agro akan tercapai baik.
Bahkan jika kerja sama ini berjalan lancar, maka segalanya akan teratasi termasuk persoalan harga
akan bisa terkendali dengan baik. “Kalau sudah seperti ini maka tidak perlu ada Operasi Pasar (OP),” ungkap Abdullah Muchibuddin Dirut Puspa Agro Selasa (19/9) kemarin.
Selain dengan BUMN dan BUMD kabupaten/kota, Puspa Agro juga bekerja sama dengan Super market dan hypermatket. Dengan memasok berbagai jenis sayuran. Buah dan daging, siantaranya dengan Superindo, Alfamart, Lottemart, Marvel, Carefour. “Dalam rangka menggenjot Peran Ekonomi, Puspa Agro terus menaikkan Nilai Tambah Petani,”  ungkap Udin, sapaan akrab Abdullah Muchibuddin.
Semester I 2017, Trading House Cetak omzet Rp 234,66 MiIiar. Manajemen PT Puspa Agro terus meningkatkan peran ekonominya dalam membantu meningkatkan nilai tambah petani di Jatim. Di antaranya, ditunjukkan dengan menggejot kinerja salah satu sayap bisnisnya, yakni divisi Trading House meiaiui capaian omzet pemasaran hasil panen petani.
Untuk memacu kintea yang lebih baik Iagi, pengembangan bisnis terus dilakukan, dI’ antaranya menjalin kerja sama dan mengembangkan jejaring bisnis dengan mitra-mitra usaha di berbagai daerah di Indonesia.
Pengoperasian unit trading house dimaksudkan untuk memaksimalkan serapan hasil panen petani (tennasuk nelayan, dan peternak) di Jatim. Pada gilirannya, nilai tambah mereka pun bisa meningkat seiring meningkatnya serapan hasil panen yang didistribusikan ke sejumlah mitra bisnis Puspa Agro.
Saat dimulainya pengelolaan unit Trading House,pertengahan 2014 lalu, serapan terhadap hasil panen petani, nelayan, dan peternak Jatim baru tercatat 780 ton dengan nilai transaksi Rp 14,37 miliar. Tahun 2015 capaian itu meningkat drastis menjadi Rp 78 miliar dari total volume 5.485 ton. Tahun 2016 mengalami lonjakan sangat drastis, dengan serapan sebanyak 33.268 ton dengan nilai Rp 279,12 miliar.
Tahun 2017 ini, kinerja Trading House diyakini kembali meroket melampaui capaian tahun lalu. Hingga semester I (Januari-Juni), serepan hasil panen petani oleh Puspa Agro tercatat 30.946 ton dengan nilai Rp 234,66 miliar. Hingga akhir tahun, omzet Trading House dalam menyerap hasil panen petani diprediksi mampu menembus angka Rp 400 miliar.
“Kami terus memaksimalkan peran ekonomi Puspa Agro sebagai pusat perdagangan sektor agro dan menjadi barometer di Indonesia. Salah satunya Iewat salah satu sayap bisnis kami, yakni Trading House. Selain itu, terus kami upayakan untuk meningkatkan pengelolaan pasar induk dan sektor lain Iain untuk memaksimalkan kintea Puspa Agro,” kata Udin.
Tentang capaian Trading House yang terus meningkat, lanjut Muchibuddin, saat didampingi Humasnya, Suhartoko, hal ini didominasi bahan pokok, seperti beras, jagung, kopi, ikan, ayam frozen, telor, dan daging. Dan, pada semester I 2017 ini, beras mendominasi nilai transaksi dengan capaian Rp 227,02 miliar dari volume 30.468 ton. Capaian itu disusul gula sebanyak 12 ton dengan nilai Rp 192,35 juta.
Dioperasikan sejak pertengahan 2014. divisi khu’sus yang bertugas melakukan akselerasi dalam menyerap hasiI panen petani Jatim, terus melakukan terobosan pasar untuk memaksimalkan peran ekonominya dalam meningkatkan niIai tambah petani.
Komitmen itu diimplementasikan dalam aksi terus melakukan pengembangan wiIayah dan volume serapan hasil panen petani, neiayan, dan peternak di berbagai daerah di Jatim. Di sisi lain, terobosan menjaIin kerja sama dengan mitra bisnis untuk mempercepat pemasaran aneka komoditas yang diserap dari petani, juga terus dilakukan.
Puspa Agro melakukan terobosan pemasaran meIaIui kerja sama strategis dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Kerja sama pemasaran ini sekaIigus sebagai perluasan pangsa pasar, karena baik PUSpa Agro maupun Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) memiliki segmen dan sasaran pasar yang beragam.
Kerja sama juga dilakukan dengan PT Bulog Divre Surabaya SeIatan dalam menyerap beras petani di kawasan Mojokerto, Jombang dan sekitarnya. Demikian juga, kerja sama dijalin dengan perusahaan-perusahaan katering skaIa nasionai yang biasa melayani perusahaan-perusahaan pengeboran minyak (outsource) di antaranya PT Pangansari Utama untuk memenuhi permintaan katering di Freeport, PT Indocater (Tangguh dan beberapa daerah di Indonesia Timur).
Hal yang sama juga dilakukan Puspa Agro dengan PT Aero Catering Service (AC8) dan PT Nusantari Sentosa Pratama yang melayani kawasan Jakarta, BaIikpapan, dan Tarakan. Sedangkan kerja sama dengan Rumah Sakit PHC dijalin meIaIui anak perusahaannya, PT Prima Citra Nutrindo untuk meiayani sekitar 20 rumah sakit di Surabaya.
Untuk pemasaran aneka jenis ikan, Puspa Agro meniaiin kerja sama dengan PT Perikanan Nusantara (BUMN). Selain itu, kerja sama juga dijaiin dengan pengeIoIa pasar di berbagai provinsi di Indonesia untuk mengembangkan bisnis sektor agro.
Sementara dengan Universitas Brawijaya Malang, kerja sama diIakukan pada berbagai bidang terkait dengan pemberdayaan petani, muIai peneIitian, peningkatan produksi, hingga pemasaran komoditas yang dihasilkan petani. Dan, hasiI nyata kerja sama yang baru berlangsung beberapa buIan, sudah melahirkan produk beras dengan merek Puspa Agro yang siap dikonsumsi masyarakat. [ma]

Tags: