Hindari Stress Tenaga Kesehatan Perlu Berpikir Positif dan Self Care

Dr Hamidah, MSi

Dr Hamidah, MSi
Kesehatan mental jadi point penting dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tak hanya bagi masyarakat, kesehatan mental juga sangat dibutuhkan bagi tenaga kesehatan (Nakes) yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi ini, disamping kondisi fisik yang prima.
“Potensi stres pada nakes sangat tinggi. Mereka mendapat tekanan dari segala sisi. Mulai fisik, sosial, psikologis. Semua terkait dengan kondisi-kondisi tidak normal di masa pandemi ini,” ungkap Dosen Psikologi Klinis Universitas Airlangga (Unair) Dr. Hamidah, M.Si., Psikolog, Senin (11/5).
Dr Hamidah yang juga tergabung dalam satgas Covid-19 Jawa Timur tersebut menilai bahwa nakes menghadapi berbagai pemicu stres, baik stresor internal maupun eksternal. Beberapa stresor internal dan eksternal utama yang memicu penurunan kesehatan psikologis Nakes adalah kondisi kerja yang penuh tekanan, jauh dari keluarga, berbagai berita yang beredar, serta kondisi sosial masyarakat.
“Ada enam langkah yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan psikologis dan mental nakes. Seperti berpikir positif tapi tetap proposional menjadi kunci manajemen psikologis bagi nakes di masa pandemi ini. Meski tiap harinya selalu terjadi lonjakan pasien, usahakan agar terus berpikir optimis dan mengelola emosi secara bijak,” jelas dia.
Selain itu, imbuh dia, untuk memperoleh ketenangan batin hendaknya nakes selalu berdoa dan memasrahkan segalanya pada Tuhan Yang Maha Esa serta terus melakukan komunikasi secara virtual dengan keluarga terdekat.
“Dalam bertugas, tenaga medis harus menyempatkan istirahat, bersandar, ngadem, merem (memejamkan mata) sebentar. Jangan diabaikan keluhan tubuh, keluhan jiwa,” katanya.
Sebab, pada situasi pandemi tuntutan kerja serta pasien yang terus-menerus berdatangan tentu menguras tenaga dan waktu istirahat dari nakes. Oleh karena itu setiap ada waktu luang nakes dianjurkan untuk mengistirahatkan diri entah dalam bentuk apapun itu.
Ketiga, asupan literasi positif. Artinya, dalam menyikapi informasi dan pemberitaaan nakes harus bijak dan mangedepankan logika. Di samping itu, perlu membangun lingkungan kerja yang positif.
“Menjaga kesehatan psikologis dan emosi bersama teman-teman di lingkungan kerja adalah salah satu cara yang dianjurkan. Bikin guyonan, refreshing kecil-kecil itu penting. Saling support satu sama lain. Suasana kerja yang supportive akan mengurangi tekanan kerja serta kecemasan,” ujar Dr. Hamidah.
Jika membutuhkan bantuan, Hamidah juga menyarankan agar nakes memghubungi psikolog atau pusat konseling. Bersama Unit Pelayanan Psikolog Klinis Jawa Timur, Hamidah beberapa bulan terakhir telah bergerak memberikan layanan konseling gratis untuk masyarakat. Sedangkan bagi nakes yang mengalami stres dan tekanan psikologis dapat pula menghubungi hotline 119, pusat konseling rumah sakit, maupun beberapa nomor psikolog yang menyediakan konseling gratis.
“Bertemu psikolog dan mencurahkan segala rasa penat dan stres dapat sangat membantu. Hal itu juga dapat dilakukan dengan sesama rekan kerja. Saling berbagi cerita bisa menjadi langkah awal penanganan stress dan menghindari trauma,” jelas Dr. Hamidah
Bagi masyarakat, patuhi dan jalankan perintah nakes. Sikap masyarakat yang tidak taat dan berkembangnya stigma negatif terhadap nakes adalah suatu hal yang harus dihindari. Masyarakat kini harus turut berperan dalam menumbuhkan iklim kondusif dalam situasi pandemi Covid-19.
“Kesehatan fisik dan mental nakes saat ini menjadi isu penting karena mereka menjadi aktor utama dalam pemberantasan pandemi. Karena itu nakes harus selalu berpikir positif dan melakukan self-care, karena tingkat emosi dapat memicu stres yang berpengaruh terhadap imun tubuh,” pungkas dia. [ina]

Tags: