Hingga Akhir Tahun Bulog Masih Serap Beras Petani

Hearing antara Komisi B DPRD Jombang dengan Bulog, Dinas Pertanian, dan Kantor Ketahanan Pangan Jombang, Jumat siang (20/04). [Arif Yulianto/]

Jombang, Bhirawa
Hingga akhir tahun 2018 ini, Badan Urusan Logistik masih akan melakukan pengadaan terhadap gabah petani. Hal itu di sampaikan oleh Taufiq Budi Santoso,Kepala Bulog Sub Divre Surabaya Selatan kepada sejumlah wartawan usai hearing dengan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang serta sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Jombang terkait, Jumat siang (20/04).
“Sampai hari kita masih melakukan pengadaan, sampai akhir tahun (2018). Pengadaan ini sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015, di tambah plus 10 persen di atas HPP. Jadi kita membeli beras sekarang 8.030 (rupiah/ kilogram), sampai hari ini kita masih melakukan penyerapan beras,” kata Taufiq Budi Santoso menjawab pertanyaan wartawan terkait seberapa besar peluang beras petani Jombang bisa di serap oleh Bulog.
Di tanya lebih lanjut, berapa batasan kapasitas serapan beras petani tersebut, menjelaskan, tidak ada batasan serapan, asal sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tersebut.
“Kita beli sebanyak-banyaknya, dan kita beli dengan tunai, dengan harga 8.030 rupiah,” tandasnya.
Hingga musim panen ini, lanjut Taufiq, pihaknya telah melakukan penyerapan sebesar 11 ribu ton. Sementara itu, hingga akhir tahun 2018 nanti, pihaknya di target oleh Bulog untuk melakukan penyerapan beras petani hingga 47.500 ton.
Kehadiran Bulog Sub Divre Surabaya selatan ini adalah untuk memberikan klarifikasi kepada dewan terkait adanya pemberitaan tentang Beras Sejahtera (Rastra) kualitas buruk yang di bagikan kepada warga Desa Pandan Wangi, Jombang beberapa waktu lalu. Terkait hal itu, Taufiq mengatakan, hasil investigasi pihaknya ke lapangan, ada kesalahan di tingkat desa.
“Jadi kami mengirimkan ke desa, sama pihak desa tidak langsung di bagikan, tapi di diamkan dulu di desa, sudah hampir satu bulan, katanya gudangnya bocor, kena air, berasnya menggumpal. Padahal waktu kita kirim, berasnya masih layak konsumsi,” terangnya.
Setelah Hearing, Ketua Komisi B DPRD Jombang, Rohmad Abidin menjelaskan, dari 919 ton beras per bulan yang di distribusikan oleh Bulog, 40 kilogram yang di temukan buruk dan rusak. Rohmad menambahkan, faktor kerusakan 40 kilogram beras itupun, setelah di cek ke lapangan, oleh RT setempat tidak langsung di distribusikan kepada masyarakat.
“Di timbun dulu satu bulan, kemudian baru di distribusikan. Karena memang, ada persoalan yang ‘nggak’ langsung bisa didistribusikan. Tetapi oleh Bulog, Rastra yang buruk itu semuanya sudah di ganti,” jelas Rohmad.
Terkait produksi gabah petani Jombang, Kepala Dinas Pertanian Jombang, Hadi Purwantoro mengatakan, untuk panen Musim Penghujan (MP) mulai Bulan Oktober 2017 hingga Bulan Mei 2018 kemarin, luasan padi mencapai 39 ribu hektar.
“Itu perhitungan, untuk panen MP saja untuk mencukupi Kabupaten Jombang saja sudah surplus. Kemarin hitungan kami, kita untuk MP saja sudah surplus 24 ribu ton setara beras,” kata Hadi.
Lebih lanjut Hadi menerangkan, prediksi hingga akhir tahun 2018 nanti, Jombang akan mengalami surplus bisa mencapai 150 ribu ton, dengan catatan jika tidak ada gangguan yang berarti.
“Kami kemarin pada Oktober (2017) hingga Maret (2018) itu di target oleh pemerintah pusat itu 42 ribu hektar, tapi kita bisa mencapai target tersebut,” pungkas Hadi. [rif]

Tags: