Hipakad Jawa Timur Gelar Bhakti Sosial di Tujuh Lokasi di Surabaya

Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Jawa Timur menggelar bhakti sosial dengan membagikan paket sembako di kawasan Rusunawa Romokalisari, Surabaya, Rabu (13/5). [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Jawa Timur menggelar bhakti sosial dengan membagikan paket sembako di kawasan Rusunawa Romokalisari, Surabaya, Rabu (13/5). Pembagian bantuan ini sebagai bentuk kepedulian DPD Hipakad Jatim kepada warga terdampak pandemi covid-19.
Acara ini dipimpin langsung oleh Ketua DPD Hipakad Jatim, Priyo Effendy. Total, ada seribu paket sembako dengan ditambah sejumlah uang tunai yang dibagikan.
Priyo lantas menjelaskan alasan menyasar kawasan Rusunawa. “Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap covid-19,” kata Priyo ketika dikonfirmasi di sela acara.
Priyo menjelaskan bahwa kalangan menengah ke bawah menjadi yang paling rentan akibat terdampak covid-19. Apalagi, dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan warga harus mengurangi aktifitas pekerjaannya.
“Misalnya, mereka yang biasanya jualan, nggak bisa jualan. Di sisi lain, mereka juga belum tersentuh bantuan pemerintah sehingga kami tergerak untuk menggelar baksos,” katanya.
Tak hanya di kawasan Romokalisari, pihaknya menyasar tujuh tempat di Surabaya. Di antaranya, Nyamplungan, Ampel, Sidotopo, Bratang, Wonorejo, dan daerah lain.
Rangkaian pembagian sembako ini menjadi kali keempat setelah sebelumnya pihaknya juga menggelar bakti sosial dalam bentuk lain. Di antaranya, melakukan penyemprotan 12 ribu rumah di kelurahan Sawunggaling, Surabaya selama sepuluh hari.
Selain itu, pihaknya juga membagikan dua ribu paket sembako untuk para prajurit TNI. “Kami serahkan bantuan kepada prajurit TNI karena mereka juga menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi penularan pandemi ini,” katanya.
Lewat pembagian bantuan tersebut, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mendukung pelaksanaan PSBB di Surabaya Raya. Di antaranya dengan mengurangi aktifitas di luar rumah.
Utamanya bagi kalangan pemuda. “Kami melihat, kesadaran masyarakat rendah sebab yang muda merasa kuat. Padahal, mereka tidak terlihat sait sekalipun terjangkit atau istilahnya Orang Tanpa Gejala (OTG),” katanya.
Aparat juga diharapkan bisa lebih tegas dalam mendukung PSBB. “Kami memaklumi kalau aparat kurang tegas karena aparat juga tidak tegas,” katanya.
Sehingga, menurutnya solusi terbaik adalah dengan pendekatan tegas namun humanis di antaranya dengan percepatan pembagian bantuan bukan hanya oleh pemerintah namun juga elemen masyarakat. “Sehingga, sekalipun dengan adanya pembatasan, tetap terbantu,” katanya.
Pemerintah Kota diharapkan bisa melakukan sosialisasi secara masif di kawasan yang banyak didatangi warga. “Kami punya ide, Ibu Risma (Walikota Surabaya, Tri Rismaharini) bisa sosialisasi kesehatan di pasar dengan disertai ancaman,” katanya.
“Misalnya, sosialisasi protokol pencegahan, namun kalau tak mengindahkan protokol kesehatan pasar akan ditutup. Kalau mungkin terbiasa mendengat terus menerus akan menjadi perhatian,” katanya.
Dalam kegiatan baksos tersebut, Hipakad tak sendiri, namun berkerjasama dengan Panasonic. “Kami berharap dalam kegiatan baksos berikutnya kerjasama ini bisa terus dilanjutkan,” katanya. [geh]

Tags: