HIV-AIDS Masih Jadi Fokus Utama Dunia Medis

Prof Dr dr R Heru Prasetyo, MS, Sp

Prof Dr dr R Heru Prasetyo, MS, Sp

Penyakit HIV-AIDS masih menjadi perhatian serius bagi dunia medis. Jumlah pengidap yang terus bertambah setiap tahunnya, membuat penelitian medis terus dilakukan demi menemukan obat penawarnya.
Hal inilah yang disampaikan Prof. Dr. dr. R. Heru Prasetyo, M.S., Sp saat orasi ilmiahnya berjudul ‘Membentengi Ancaman Infeksi Parasit Opurtunistik untuk Menjaga Ketahanan Hidup ODHA’, Rabu (13/12) lalu.
Guru besar Universitas Airlangga (Unair) yang baru saja dikukuhkan ini menegaskan bahwa masalah HIV-AIDS masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia.
“Di Indonesia kasusnya (HIV-AIDS) seperti gunung es. Artinya, yang nampak di permukaan itu cuma sedikit. Nah, yang memprihatinkan adalah penderitaannya itu yang paling banyak justru di usia produktif, ibu rumah tangga, dan faktor penyebabnya adalah hubungan seksual yang tidak aman,” jelasnya.
Menurut guru besar aktif Fakultas Kedokteran Unair ke-109 ini, kasus HIV-AIDS di Jawa Timur tertinggi ke dua setelah Ibu Kota DKI Jakarta. Oleh karena itu, Prof Heru melakukan penelitian yang sekarang ini menjadi fokus utamanya, yakni pemanfaatan madu untuk ketahanan tubuh bagi pengidap HIV-AIDS.
Bahkan, ia membenarkan bahwa kebanyakan dari penelitiannya membahas mengenai pemanfaatan dan penggunaan madu sebagai imunitas di berbagai penyakit. Diantaranya jenis virus Herpes Simplex dan HIV-AIDS.
“Memang, sampai saat ini virus HIV-AIDS memang masih belum ditemukan obat penyembuhannya. Namun dalam dunia medis, Washington University sudah melakukan penelitian dengan menggunakan teknologi nano,” katanya.
Teknologi nano, lanjut dia, memang mampu menemukan bahan racun dari sengatan lebah yang mampu menutupi permukaan virus. Sehingga dinding rusak dan tidak masuk dalam sel target. Bahkan, ia bersama tim masih terus melakukan penelitaan hingga sekarang ini.
“Saya dan tim peneliti saat ini masih meneliti mengenai propolis yang dimiliki oleh lebah untuk penghambat penyebaran virus HIV-AIDS pada sel tubuh. Penelitian ini masih berlangsung hingga saat ini dan belum selesai,” imbuhnya. [ina]

Tags: