HIV/AIDS Tulungagung Naik Peringkat 4 di Jatim

Karikutur AIDSTulungagung, Bhirawa
Wakil Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM, merasa prihatin karena jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Marmer terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan saat ini peringkatnya meningkat menjadi yang ke empat terbesar di Jatim.
“Dulu ke lima, sekarang sudah peringkat empat. Sungguh memprihatinkan. Jumlah penderitanya sudah mencapai sekitar 1.300 orang,” ujarnya pada Bhirawa, Senin (21/3).
Sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung, menurut Maryoto Birowo, dirinya sudah berusaha untuk mengerem laju pertumbuhan penderita HIV/AIDS di Tulungagung. Bahkan KPA Tulungagung sudah melakukan studi banding ke Bali untuk mengatasi dan menangani masalah HIV/AIDS tersebut.
“Kami terus berupaya untuk meminimalisir jumlah penderita HIV/AIDS di Tulungagung. Tidak hanya melakukan penutupan tempat-tempat prostitusi tetapi juga melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait HIV/AIDS,” paparnya.
Saat ini, lanjut Maryoto Birowo, KPA Tulungagung juga menggandeng Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung untuk menanggulangi penderita HIV/AIDS yang semakin meningkat. Masalahnya, para pengguna narkoba sangat rentan dengan penyakit HIV/AIDS.
“Alat-alat yang digunakan para pencandu narkoba seperti, misalnya jarum suntik bisa dapat menularkan penyakit HIV/AIDS. Karena itu, kami gandeng BNNK minimal untuk mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS,” paparnya lagi.
Maryoto Birowo mengaku cukup senang juga sekarang sudah mulai ada salon atau tempat pangkas rambut kelas menengah ke bawah di Tulungagung yang memperhatikan kebersihan atau kehegienisan alat potongnya terutama silet. Masalahnya, silet yang tidak higienis bisa dapat menularkan penyakit HIV/AIDS.
“Kami berkali-kali mengingatkan terkait silet di salon atau tempat pangkas rambut. Sebisanya silet sering diganti untuk menghindari penularan penyakit HIV/AIDS. Kalau sekarang sudah mulai ada tempat pangkas rambut atau salon yang berharga murah memperhatikan kehegeinisan siletnya kami sangat mendukungnya. Itu bagus dan perlu ditiru yang lainnya,” tuturnya.
Penularan penyakit HIV/AIDS di Tulungagung sudah hampir merata terjadi di 19 kecamatan. Tahun 2015 lalu sudah tercatat pula ada 18 PNS setempat yang dinyatakan positif tertular penyakit yang mematikan itu. Para pasien HIV/AIDS dilayani sedikitnya di 12 puskesmas dari 31 puskesmas di Tulungagung selain RSUD dr Iskak.
Maryoto Birowo meminta masyarakat Tulungagung lebih terbuka dalam menghadapi kasus penyakit HIV/AIDS. Terutama pada warga yang berpotensi rawan tertular.  “Segera periksakan diri. Kami tentu akan menjamin melindungi dan merahasikan identitasnya,” pungkasnya. [wed]

Tags: