Hotel Aset Pemkab Dibiarkan Mangkrak

Kondisi bangunan Hotel Wisata Karya yang merupakan aset Pemkab Nganjuk dibiarkan mangkrak dan rusak oleh Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU).

Kondisi bangunan Hotel Wisata Karya yang merupakan aset Pemkab Nganjuk dibiarkan mangkrak dan rusak oleh Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU).

Nganjuk, Bhirawa
Karena mangkrak selama hampir dua tahun, Hotel Wisata Karya yang berada di Kecamatan Sawahan dan merupakan aset Pemkab Nganjuk mulai rusak. Ironisnya sejumlah kamar hotel kini beralih fungsi menjadi gudang benih jahe.
Aset yang dikelola Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) seharusnya mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), kini justru dibiarkan rusak. Tidak ada biaya perawatan maupun rencana pengelolaan agar bangunan bernilai miliaran rupiah tersebut rusak.
“Saya tidak habis pikir, atas pertimbangan apa PDAU membiarkan Hotel Wisata Karya milik Pemkab Nganjuk dibiarkan mangkrak,” ungkap Arbayana, anggota Komisi A DPRD Nganjuk, Senin (4/8).
Menurut Arbayana, PDAU seharusnya mengelola aset Pemkab Nganjuk agar mampu memberikan kontribusi ke PAD, bukan malah membiarkan rusak. Karena bila ada aset daerah yang rusak, maka untuk melakukan perbaikan memerlukan biaya yang besar dari keuangan daerah. “Bila aset Pemkab rusak, dana perbaikan bukan dari kantong Direktur PDAU tetapi dari keuangan daerah. Karena itu Direktur PDAU tidak berpikir panjang saat membiarkan Hotel Wisata Karya mangkrak dan akhirnya rusak,” ungkap Arbayana.
Diakui Arbayana, Hotel Wisata Karya merupakan sarana penunjang wisata air terjun Sedudo. Bila hotel tersebut dioperasikan dengan manajemen yang baik maka tingkat hunian hotel juga akan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang kecewa saat akan menginap di hotel yang berada dekat dengan wisata Sedudo, mereka terpaksa kembali ke Nganjuk untuk sekadar menginap di hotel. “Kalau hotel milik Pemkab tersebut dioperasionalkan, minimal biaya perawatan dan perbaikan bangunan sudah tidak lagi menyerap anggaran dari APBD. Tetapi ini justru sebaliknya,” tandas Arbayana.
Dari pengamatan Bhirawa, kamar-kamar Hotel Wisata Karya mulai mengalami pelapukan di sana-sini. Terutama untuk deretan kamar sisi selatan hotel yang kini beralih fungsi menjadi gudang bibit jahe. Padahal bibit jahe tersebut dikelola oleh pihak swasta, tetapi menggunakan fasilitas pemerintah. Kemudian tujuh kamar depan resepsionis atapnya juga sudah mulai menjamur karena bocor saat hujan dan bangunannya tidak mendapatkan perawatan. Dengan kondisi bangunan Hotel Wisata Karya saat ini, dikhawatirkan dua tahun ke depan seluruh bangunan akan rusak dan akhirnya roboh. [ris]

Rate this article!
Tags: