Hujan Beruntun Picu Tanaman Pertanian Rusak

Tanaman tomat milik Watini, warga Desa Selorejo, Kec Dau, Kab Malang rusak akibat terus menerus diguyur hujan.

Tanaman tomat milik Watini, warga Desa Selorejo, Kec Dau, Kab Malang rusak akibat terus menerus diguyur hujan.

Kab Malang, Bhirawa
Hujan terus menerus yang turun di wilayah Kabupaten Malang telah menyebabkan lahan dan tanaman pertanian yang mengalami kerusakan.
Kerusakan yang sangat terasakan adalah karena terjadinya banjir bandang di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, beberapa bulan lalu. Apalagi banjir di wilayah tersebut telah terjadi hingga dua kali yakni Juli dan Agustus.
“Kerusakan lahan pertanian cukup parah, karena sempat terendam banjir yang bercampur lumpur dan batu,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Malang Tomie Herawanto, Selasa (6/12), kepada wartawan.
Selama musim penghujan di wilayah Kabupaten Malang ini, kata dia, lahan persawahan yang rusak masih terdata di wilayah Kecamatan Tirtoyudo saja, akibat terjangan banjir. Namun, untuk wilayah yang lain masih dalam kondisi aman, meski beberapa lahan pertanian milik warga terendam air akibat hujan. Karena dalam sebulan terakhir ini, hujan terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Malang, terutama di wilayah Malang Selatan.
Tomie menjelaskan, banjir yang menerjang Desa Pujiharjo telah terdata seluas 30 hektar (ha) sawah rusak ringan hingga berat. Sedangkan dengan adanya kerusakan lahan persawahan itu, maka pihaknya memberikan bantuan benih bagi korban bencana.
“Hal itu berdasarkan permintaan warga. Sebab hujan deras hingga kini masih mengguyur kawasan Malang Selatan,” paparnya.
Sementara itu, salah satu petani tomat asal Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Watini mengatakan, selama musim penghujan saat ini, tanaman tomatnya mengalami kerusakan atau busuk. Selain kerusakan pada tomat, harga tomat ditingkat petani anjlok, sehingga biaya tanaman dan perawatan tidak seimbang atau tidak balik modal.
“Harga tomat di tingkat petani saat ini hanya Rp 2 ribu per kilogram. Padahal, jika kondisi cuaca normal harga tomat di tingkat petani mencapai Rp 7 ribu-8 ribu per kilogram, sementara harga tomat di pasaran saat ini Rp 4 ribu per kilogram,” jelasnya. [cyn]

Tags: