Hujan dan Angin Kencang Robohkan Rumah Warga Andungsari Probolinggo

Fondasi jembatan penghubung Dusun Kedaton – Dusun Sumber Kapong di Desa Andungbiru retak. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Hujan disertai angin kencang di Dusun Temporan, Desa Andungsari, Kecamatan Tiris, Sejak Jum’at (19/3) hingga Minggu (21/3) membuat sebatang pohon durian roboh. Pohon itu roboh ke rumah warga setempat, Sari Al Etter, Rumah itupun rusak berat.

Sekretaris Desa Andungsari Ludianto mengatakan, hujan dan angin kencang terjadi mulai pukul empat sore. Sari yang tinggal sendirian pun berdiam di rumahnya. Satu jam kemudian, terdengar bunyi gemeretak tidak jauh dari rumah Sari. Lalu, sebuah pohon durian roboh dan menimpa rumah Sari.

“Bu Sari ini janda, tinggal sendirian. Sekitar pukul lima sore, dia mendengar suara gemeretak dari pohon durian itu. Bu Sari langsung keluar rumah dan menyelamatkan diri. Tak lama kemudian, pohon durian itu roboh,” tutur Ludi panggilannya, Senin (22/3).

Hampir semua bagian rumah semi permanen milik Sari kerobohan pohon durian setinggi sekitar 15 meter itu. Rumah itupun rusak berat. Beberapa perabot rumah juga rusak. Kemarin, warga setempat dibantu Forkopimca memperbaiki rumah Sari.

“Tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan materiil sekitar Rp 8 juta. Kami segera memperbaiki rumah Bu Sari. Sebab, dia tinggal sendirian. Selama proses perbaikan Bu Sari numpang di tetangga sekitar,” katanya.

Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo Sugeng Suprisayoga mengatakan, telah mendapat laporan tentang peristiwa itu. Pihaknya pun segera melakukan asesmen bencana.

“Kami sudah mengetahui bencana tersebut. Secepatnya kami akan melakukan asesmen,” tuturnya.

Hujan deras di Kecamatan Tiris, membuat debit air sungai Andungbiru naik. Malam harinya, fondasi jembatan penghubung dua dusun yang melintas di atas sungai itu diketahui retak. Bahkan, nyaris putus.

Seorang warga Desa Andungbiru, Agus Subianto mengatakan, hujan saat itu turun sangat deras. Mulai pukul empat sore sampai tujuh malam. Akibatnya, debit air sungai Andungbiru naik. Lalu, fondasi jembatan penghubung Dusun Kedaton – Dusun Sumber Kapong itupun retak dihantam derasnya air. Bahkan, fondasi jembatan itu nyaris lepas dari dinding sungai.

“Jam enam malam, jembatan diketahui retak oleh seorang warga yang melintas,” kata Agus.

Karena dikhawatirkan ambrol, warga pun membatasi pengguna jalan. Hanya kendaraan roda dua yang boleh melintas jembatan. Sedangkan kendaraan roda empat sementara dilarang melintas.

“Kondisinya sudah mengkhawatirkan. Jadi, kendaraan bermuatan berat dilarang melintas,” ucapnya.

Sekretaris Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris Asrawi menuturkan retaknya jembatan itu merupakan puncak dari kerusakan yang terjadi. Selama musim hujan menurutnya, berkali-kali debit sungai Andungbiru tinggi. Namun, konstruksi jembatan dengan panjang 8 meter dan lebar 5 meter itu tidak goyah.

Puncaknya menurut Asrawi, dua bulan lalu terjadi banjir cukup besar (baca: debit air tinggi) di sungai Andungbiru. Akibatnya, fondasi jembatan pun retak. Namun, saat itu keretakan belum parah.

“Lalu Minggu kemarin sungai banjir lagi. Akhirnya, fondasi jembatan yang sudah retak jadi rusak berat. Kami sudah melapor ke kecamatan terkait kerusakan jembatan itu,” ujarnya.

Camat Tiris Imron Rosyadi menambahkan, pihaknya sudah mengetahui kerusakan fondasi jembatan tersebut. Saat ini tengah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar jembatan segera diperbaiki dan bisa digunakan dengan normal.

“Kemarin malam kami diberitahu warga dan perangkat desa. Senin rencananya kami akan mengirim surat pada pemkab. Harapannya kerusakan ini segera diperbaiki. Sebab kalau jembatan ambrol dapat memutus akses antar dusun,” tambah Imron.(Wap)

Tags: