Hujan Deras, Jalan Desa di Situbondo Ambrol

Sekretaris Kecamatan Suboh, Saiful Kodri bersama warga Dusun Tegal Manik, Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, Situbondo, saat memperbaiki jalan ambrol baru baru ini. [sawawi/bhirawa].

Sekretaris Kecamatan Suboh, Saiful Kodri bersama warga Dusun Tegal Manik, Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, Situbondo, saat memperbaiki jalan ambrol baru baru ini. [sawawi/bhirawa].

(Banjir Bandang Bondowoso Rugikan Dinas Pengairan Rp 4 M Lebih)
Situbondo, Bhirawa
Hujan deras dengan disertai angin kencang yang menimpa berbagai desa di Situbondo menimbulkan kerusakan sarana prasarana yang cukup parah kemarin lusa. Diantaranya yang terparah adalah ambrolnya jalan di Dusun Tegal Manik, Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh.
Sementara itu di Dusun Widuri, Desa Buduan, Kecamatan Suboh, sejumlah atap rumah yang berasal dari genteng dan seng terbang disapu angin kencang. Kejadian serupa menimpa sedikitnya 145 rumah warga yang ada di Desa/Kecamatan Besuki, Situbondo terendam banjir bandang.
Hingga berita ini ditulis, proses perbaikan puing puing kerusakan rumah maupun atap masih sedang berlangsung dengan dipimpin petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, pihak Kecamatan Suboh dan Kecamatan Besuki serta para petugas kantor di tiga Desa tersebut. Ratusan pemuda dan masyarakat di Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh juga ikut antusias melakukan perbaikan atas ambrolnya jalan desa setempat.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Suboh, Saiful Kodri, mengatakan, sesaat sebelum jalan desa ambrol, hujan deras mengguyur dua desa di wilayah kerjanya yakni Desa Gunung Putri dan Desa Buduan. Bahkan hujan semakin deras hingga beberapa jam dimalam hari yang mengakibatkan sejumlah warga ketakutan akan terjadi bencana yang besar.
“Paginya kami setelah turun lapangan, beberapa ruas jalan desa ambrol terkena hantaman hujan deras. Yang paling parah jalan di Desa Gunung Putri itu,” aku mantan Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Situbondo itu.
Saiful menambahkan, usai kejadian ambrolnya jalan desa, ia bersama Camat dan jajaran perangkat desa Gunung Puteri melakukan perbaikan dan kerja bakti bersama membersihkan tumpukan tanah yang ambrol menutupi akses jalan desa. Sejumlah petugas BPBD Kabupaten Situbondo dan pihak Kecamatan Suboh juga tampak bahu membahu menyingkirkan tumpukan tanah dan material bebatuan di tengah jalan. “Dalam beberapa jam bergotong royong akhirnya jalan desa bisa kembali dilewati kendaraan, meski ada sebagian warga yang masih diliputi rasa ketakutan,” ucap Saiful.
Di tempat terpisah, di Desa/Kecamatan Besuki, ratusan rumah terendam banjir karena disapu banjir bandang, kemarin lusa. Banjir bandang itu berasal dari luapan sungai Pecinan di Kecamatan Besuki sehingga mengakibatkan 145 rumah warga terendam air bah.
Menurut Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Priyono, menuturkan, proses evakuasi barang milik warga sudah dilakukan paska air banjir surut di rumah rumah di Desa/Kecamatan Besuki. “Sampai saat ini warga masih intensif melakukan pembersihan atas menumpuk lumpur yang dibawa banjir bandang. Ini memerlukan waktu yang lama karena hantaman banjir bandang kali ini cukup besar. Sebab air yang meluap kejalan berkisar 1 meter. Sedangkan air yang masuk ke rumah warga sekitar 60 cm,” pungkas Priyono.
Rugi Rp 4 M Lebih
Sementara itu, kerugianakibat kerusakan infrastruktur irigasi akibat banjir bandang di Kabupaten Bondowoso, diperkirakan mencapai Rp 4,5 miliar. Angka tersebut muncul setelah Dinas Pengairan melakukan pemeriksaan di tiga aliran sungai, yakni Sungai Ja’a, Sungai Gubri dan Sungai Kemuningan.
Kerusakan berupa tangkis dan tanggul yang ambrol dan juga pintu air yang rusak. Kerusakan lain, saluran irigasi dipenuhi bebatuan yg cukup besar, batang pohon dan sedimen yang terbawa banjir. “Diperlukan alat berat untuk mengangkat sedimen dan bebatuan, kerusakan pada insfrastruktur irigasi dan cukup besar kerugian yang kami alami ditaksir 4 miliar 450 juta rupiah, serta 200 juta kerugian yang diderita petani,” ujar Kepala Dinas Pengairan Drs Karna Suawandi MM.
Kejadian banjir pada hari rabu tanggal 21 Desember 2016 yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di daerah kabupaten bondowoso menyisakan banyaknya aset Dinas Pengairan Kabupaten Bondowoso yang rusak berat. Selain mengakibatkan lonsor di Saluran Blimbing kecamatan pakem masih ada aset dari dinas pengairan yang rusak antara lain adalah Dam Ja’a yang mengairi areal sawah 36 Ha dan Dam pele 10 Ha di desa Klabang Kecamatan Tegalampel dan Dam Kemuningan di Kecamatan Taman Krocok yang ditinjau langsung oleh Kepala Dunas Pengairan Kabupaten Bondowoso.
Karna Suswandi mengatakan bahwa kesemuanya ini diakibatkan curah hujan yang tinggi, tercatat di alat ukur yang berada di kecamatan wringin 148 mm sedang 110 mm terukur dialat ukur penakar hujan di Dam Gubri. Dilihat dari pembacaan alat ukur hujan tadi bisa diambil kesimpulan bahwa hujan dari wilayah atas lebih tinggi dan selanjut aliran air tersebut membawa efek juga ke daerah yang lebih rendah dan selanjutnya semua aliran air tersebut terbuang di sungai sampean.
Curah hujan yang tinggi tersebut menjadi daya rusak air yang mengakibatkan kerusakan beberapa aset dinas. “Dalam satu aliran sungai mengakibatkan beberapa aset pengairan rusak diterjang daya rusak air yang begitu tingginya dan kami akan menginventaris aset aset mana saja yang rusak dan selanjutnya akan segera melaporkan ke Bupati,” kata Karna.
Dalam pantauan kelokasi Dam Pele mengakibatkan pintu intake dan saluran rusak dan tertutup sedimen bawaan banjir. Sedang di Dam Jaa, desa klabang ada pohon besar yang tumbang terbawa aliran banjir menghalanggi arus air saat ini. Masyarakat sekitar di bawah komando Kades membaur dengan pengawai Dinas Pengairan mengadakan kerja bakti untuk membersihkan sedimen sedimen yang menutupi saluran supaya pelayanan irigasi tetap bisa berlangsung. “Untuk mempercepat membersihkan dan mengangkat sedimen sedimen yang menutupi saluran ini akan segera kami turunkan alat berat supaya bisa cepat berfungsi kembali sistem irigasinya,” tambah Karna Suswadi.
Selain merusak saluran irigasi, banjir bandang juga merusak tanaman petani, bahkan selain ada yang hanyut terbawa, ada banyak tanaman yg tertimbun lumpur sehingga petani setempat berharap pemerintah segara melakukan perbaikan. “Kami tentu berharap pemerintah memperhatikan kami,” kata Sugeng petani setempat di sela memperbaiki tanaman padinya. [awi,har]

Tags: