Hujan Disertai Angin Kencang Terus Intai Tulungagung

Sejumlah pohon di Kota Tulungagung yang rawan tumbang, Kamis (28/1), kembali dipangkas oleh petugas dari Dinas PU Bina Marga, Pemukiman dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung.

Sejumlah pohon di Kota Tulungagung yang rawan tumbang, Kamis (28/1), kembali dipangkas oleh petugas dari Dinas PU Bina Marga, Pemukiman dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung.

Tulungagung, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung memperingatkan warga setempat untuk selalu waspada pada akhir bulan ini sampai bulan mendatang. Mereka memperkirakan hujan disertai angin kencang sangat berpotensi terjadi terus selama periode tersebut.
“Intensitas hujan sedang dan deras terjadi pada akhir bulan ini sampai Februari. Yang perlu diwaspadai hujan disertai angin kencang,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung Soeroto Ssos, MSi pada Bhirawa, Kamis (28/1).
Menurutnya, hujan disertai angin kencang yang terjadi Rabu (27/1) kemarin di tiga kecamatan membuktikan jika Tulungagung selalu diintai oleh bencana angin kencang atau puting beliung. “Kemarin itu memang hujannya lebat dan terjadi angin kencang sehingga membuat sebagian rumah warga ada yang rusak. Tapi kami hari ini (Kamis, red) sudah melakukan perbaikan,” paparnya.
BPBD Kabupaten Tulungagung menyebutkan ada 16 rumah warga di Desa Gedang Sewu Kecamatan Boyolangu rusak. Kemudian di Desa Pojok Kecamatan Campurdarat sebanyak sembilan rumah dan di Desa Tugu Kecamatan Rejotangan sebanyak empat rumah. “Semua rumah yang rusak terkategori ringan. Hanya satu rumah di Gedang Sewu yang rusak berat. Ini karena rumah tersebut memang tidak layak huni. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk membangun kembali rumah yang rusak berat itu,” papar Soeroto lagi.
Mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Tulungagung ini mengungkapkan di Tulungagung ada enam kecamatan yang terkategorikan sangat rawan dilalui angin kencang. Kecamatan tersebut masing-masing adalah Ngantru, Kedungwaru, Boyolangu, Pakel, Sumbergempol dan Campurdarat.
“Kejadian angin kencang selalu terjadi di daerah-daerah tersebut setiap tahunnya. Memang jalur dari angin kencang di enam kecamatan itu,” terangnya.
Ketika ditanya angin kencang juga membuat pohon tumbang dan tak jarang mengenai properti warga, Soeroto mengakui jika pohon-pohon peneduh utamanya di daerah Kota Tulungagung rawan roboh terkena angin kencang. “Tapi kan sudah banyak yang ditebangi dahan-dahannya. Kalau kemudian masih terjadi ada pohon yang tumbang dan mengenai mobil atau properti lainnya kami tidak bisa memberi bantuan atau ganti rugi. Karena memang tidak ada anggaran untuk itu,” tuturnya.
Soeroto menambahkan selain bahaya angin kencang, BPBD Kabupaten Tulungagung juga mewaspadi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor selama musim hujan mencapai puncaknya. Ada dua daerah di Tulungagung yang terdata sangat rawan terjadi banjir yakni Kecamatan Bandung dan Kecamatan Besuki. Sedang, untuk bencana tanah longsor di Kecamatan Pagerwojo, Kecamatan Sendang, Kecamatan Kauman, Kecamatan Tanggunggunung dan Kecamatan Gondang.
“Di daerah Kecamatan Pagerwojo, di sana sudah terbentuk Forum Penangulangan Bencana. Dari forum ini sudah pula  melakukan simulasi untuk siswa SD dan SMP di daerah setempat bagaimana jika terjadi tanah longsor ketika mereka bersekolah,” ucapnya. [wed]

Tags: