Hujan Es Guyur di Desa Krobungan Krucil Kabupaten Probolinggo

Butiran es yang turun saat hujan di Desa Krobungan Krucil.

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Awal penghujan di Probolinggo, terjadi hujan es di Dusun Kebun Panas, Desa Krobungan, Krucil, Minggu (6/10) sore. Fenomena ini membuat warga setempat takjub sekaligus khawatir sebab baru kali ini turun hujan es di desa tersebut.
Hujan tersebut turun berkisar pukul 14.00-15.30. Saat itu terjadi hujan deras disertai dengan angin yang kencang. Hal ini diungkapkan Perangkat Desa Krobungan, Mahfudianto, Senin (7/10).
“Sebelumnya sudah beberapa kali gerimis, namun saat itu hujan deras disertai angin. Jatuhnya air pun tak seperti biasanya, seperti kerikil yang jatuh ke atap, saya baru tahu kalau yang jatuh itu adalah butiran es ketika hujan sudah reda,” ujarnya.
Hujan es ini membuatnya terheran-heran. Pasalnya hujan es ini baru di desanya. Warga yang ada di desa juga sedikit khawatir jika hujan es ini akan terjadi lagi dan merusak atap rumah warga.
“Selama hujan berlangsung, memang tidak ada kerusakan atap rumah warga. Namun rasa khawatir pasti ada. Takutnya hujan es seperti ini akan terjadi lagi, dan merusak bangunan milik warga,” paparnya.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Iskandar, mengatakan bahwa sekarang memang memasuki masa pancaroba. Menjelang pergantian musim, cuaca ekstrem.
“Kemarin hujan es tidak besar sehingga tidak membahayakan, namun masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya,” katanya.
Menurutnya, sebagai persiapan pancaroba, warga harus mulai bersiap-siap terhadap daya rusak air. Baik itu banjir ataupun longsor yang akhirnya bisa banjir bandang. “Untuk itu diharapkan masyarakat sudah mulai membersihkan saluran air. Terutama atap rumah sudah harus dilakukan pengecekan, sebagai salah satu wujud mitigasi risiko bencana,” jelasnya.
Pusdalops PB BPBD Kabupaten Probolinggo melaksanakan identifikasi kondisi cuaca di Kabupaten Probolinggo. Terpantau saat ini kondisi hari tanpa hujan di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan termasuk kategori menengah (6-12 hari) hingga rendah (>12 hari), sehingga hujan tidak merata.
Seperti hasil identifikasi bahwa sejak Bulan Mei beberapa kecamatan yang berada di wilayah bagian utara Probolinggo memiliki curah hujan yang rendah dan sebagian wilayah bagian selatan memiliki curah hujan menengah.
Sesuai dengan Prakiraan BMKG selama tiga bulan kedepan diprakirakan curah hujan akan lebih rendah dari bulan bulan sebelumnya.
Namun demikian bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, menurut BMKG meskipun telah memasuki musim kemarau masih terdapat potensi hujan dengan skala lokal dengan intensitas ringan hingga sedang.
Sehingga BMKG menghimbau untuk tetap waspada dengan dampak fenomena hidrometeorologi apabila tiba tiba terjadi cuaca buruk seperti jalan licin, genangan dan lain sebagainya. papanya.
Selain itu BMKG juga menerangkan bahwa pada saat musim kemarau suhu udara pada dini/pagi hari akan terasa dingin dan siang hari akan terasa panas dan kering. Angin timuran akan berhembus agak kencang pada saat musim kemarau. Sehingga dimungkinkan potensi kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih dapat terjadi di musim kemarau.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik meski saat ini sebagian besar wilayah Kabupaten Probolinggo telah memasuki musim kemarau, kondisi ketersediaan air bersih masih tercukupi. Hal ini didukung dengan hingga saat ini belum adanya laporan terkait krisis air bersih dari masyarakat.
Namun demikian dihimbau pula apabila ketersediaan air di Kabupaten Probolinggo mulai berkurang agar masyarakat melalui kepala desa/ camat agar segera menghubungi BPBD tekait permohonan distribusi air bersih sehingga kebutuhan air bersih untuk masyarakat dapat terpenuhi sebagaimana mestinya, tandasnya.
Untuk beberapa wilayah yang memiliki ketersediaan air yang cukup dihimbau pula untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menggunakan air secukupnya sebagai upaya mitigasi krisis air bersih pada musim kemarau, tambahnya.(Wap)

Tags: