Hujan Es (masih) Berkah

Tidak lama menggelayut di angkasa, awan cumulus-nimbus mengguyur Surabaya. Walau sebenarnya, hujan yang tercurah tidak lama (sekitar 70 menit), tetapi disertai angin kencang. Serta butiran es. Banyak pohon tumbang menimpa kendaraan, juga bagian atap rumah tersapu angin. Beberapa gedung mengalami kerusakan pecah kaca. Masyarakat perlu waspada, karena potensi hujan disertai angin kencang masih akan terjadi.
Bersyukur, hujan es dan angin kencang tidak terjadi pada malam hari. Namun tetap perlu waspada, terutama pada saat berteduh dan saat ber-lalulintas. Butiran es makin sering turun di seluruh daerah, menyebabkan jalan raya semakin licin. Di Surabaya dalam dua bulan terakhir, sudah terjadi dua kali. Fenomena ini, diyakini bagai cumputerized sistemik planet bumi. Dianggap sebagai sunnatullah. Daerah lain, Karawang (Jawa Barat) serta Rokan Hulu (Riau) dan Lanny Jaya (Papua) mengalami lebih ekstrem.
Angin kencang dan puting beliung, menyebabkan awan cumulus nimbus tidak sempat mencair sempurna. Sehingga tercurah berupa butiran es. Di perairan angin kencang membawa ombak lebih besar. Beberapa pelabuhan juga ditutup. Antaralain pelabuhan Kalianget di Sumenep (Madura), tidak melayani transportasi ke seluruh rute. Hal yang sama dilakukan di pelabuhan Bawean (Gresik), serta pelabuhan Jangkar (Situbondo).
Hujan es yang terjadi Selasa (7 Maret) tergolong mendadak, tanpa geluduk tanpa petir. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Juanda, juga belum sempat merilis akan adanya hujan es. Tetapi telah merilis perkiraan cuaca hujan deras disertai angin kencang di beberapa kawasan Surabaya dan sekitarnya. Awan cumulus-nimbus sudah menggelayut sejak menjelang waktu shalat ashar.  Hujan es menimpa kawasan barat dan selatan Surabaya.
Hujan butiran es, disambut dengan suka cita bagai fenomena indah, walau juga terjadi banjir tidak parah, serta puluhan pohon tumbang. Namun hujan es (yang ekstrem) bisa berdampak pedih. Seperti terjadi pertengahan tahun 2015 lalu, merenggut sebelas jiwa di kabupaten Lanny Jaya (Papua). Suhu udara mencapai -2 (minus dibawah nol) derajat Celsius. Beberapa hewan ternak juga mati kedinginan. Musim hujan saat ini, butiran es bisa datang lebih kerap.
Konon hujan es, tidak dapat diprediksi. Walau butiran es merupakan bagian dari awan cumulus-nimbus. Karena sebenarnya, butiran es tersimpan jauh di atas ketinggian lebih dari 5000 meter di atas permukaan tanah. Seharusnya, sudah mencair tergesek oleh udara sebelum sampai di permukaan tanah. Jika tidak mencair, maka bisa dipastikan butiran es lebih padat dan lebih besar. Tetapi dampak yang ditimbulkan tidak parah.
Tetapi angin kencang (dan puting beliung) yang menyertai hujan patut lebih diwaspadai. Di Surabaya dan Sidoarjo, banyak pohon tumbang. Termasuk di jalan negara, jalan propinsi, dan jalan tol, menyebabkan kemacetan panjang. Hujan dengan puting beliung pertengahan Januari lalu, beberapa tiang listrik juga roboh. Sehingga senantiasa perlu kewaspadaan di jalan. Angin dengan kecepatan sampai 65 kilometer per-jam, bisa menggoyang kemudi. Kendaraan bisa  lepas kendali.
Perjalanan akhir pekan (besok) patut waspada. Dua perairan (selat Madura dan selat Bali) merupakan kawasan paling sering dilanda bencana angin kencang. Badai sering datang tiba-tiba, diluar dugaan. Banyak pelayaran terjebak (terlanjur) di tengah laut, menyebabkan tragedi banyak kapal tenggelam. Korban jiwa (berombongan) tak terhindarkan. Sehingga diperlukan kecermatan otoritas pelabuhan (terutama pelabuhan rakyat). Aktif menyebarluaskan suasana cuaca.
Namun hujan es juga mendatangkan berkah untuk biota perairan (laut dan sungai). Serta membersihkan udara yang pekat diselimuti pencemaran gas buang kendaraan. Dan jarak pandang menjadi terang benderang.

                                                                                                                      ———   000   ———

Rate this article!
Hujan Es (masih) Berkah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: