Ibu Rumah Tangga Rentan Terjangkit AIDS

Surabaya, Bhirawa
Posisi ibu rumah tangga (RT) semakin rawan dalam penyebaran dan penularan virus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Berada di posisi ke tiga  jumlah penderita, para ibu rumah tangga tertular penyakit HIV dari suaminya yang melakukan seks bebas.
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan, jumlah kasus AIDS Ibu RT mencapai 1.325 orang dan wiraswasta sebanyak 1.430 orang dan tidak tahu pekerjaan atau pengangguran sebanyak 1.928 orang.
”Jika dilihat jumlah kasus AIDS Ibu RT sangat tinggi hal ini disebabkan karena mereka  korban dari pasanganya (Bapak, red). Selain itu banyak dari wanita yang terkena virus AIDS mereka mengaku sebagai Ibu RT padahal dia seorang pekerja seks (PSK), hal ini disebabkan karena mereka malu jika ketahuan pekerjaannya sebagai PSK,” ujar Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono.
Setyo penggilan akrab Setyo Budiono menjelaskan, saat ini banyak koban AIDS di Jatim dikarenakan pola hidup yang tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan, menggunakan jarum suntik secara bergantian dan pergaulan bebas atau free seks. Kebanyakan faktor pergaulan bebas dan berganti-ganti pasangan yang menyebabkan jumlah kasus penularan AIDS melonjak.
Jika dilihat total penderita AIDS di Jatim tahun 2013 angkanya mencapai kurang lebih 4.200 orang dan angka ini meroket dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 dan 2011. Tahun 2012 penderita AIDS sebanyak 3.194 orang dan tahun 2011 penderita AIDS sebanyak 2.646 orang.
”Jika dilihat angka penderita AIDS dari tahun ke tahun merangkak naik dan tidak pernah turun. Meski jumlah korban meninggal akibat virus mematikan ini turun bukan berarti  jumlah penularannya turun,” jelasnya.
Menurutnya, penemuan penderita AIDS diibaratkan gunung esm, artinya yang ditemukan dan terlihat tidak sebanding apa yang ada. Jika dinilai masih banyak penderita AIDS belum melaporkan kepada petugas kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit. Banyak penderita malu dan enggan melaporkan terkait penyakit yang dideritanya.
”Mungkin mereka (Penderita AIDS, red) menganggap bahwa penderita AIDS adalah seseorang yang harus dikucilkan dan mereka menganggap bahwa masyarakat tidak mau bergaul dengan penderita. Jika ini terjadi maka para penderita AIDS selamanya tidak akan dapat tertanggani,” terangnya.
Setyo mengungkapkan, saat ini yang perlu diluruskan penderita adalah bagaimana dia bersedia untuk berobat di rumah sakit. Selain itu diharuskan masyarakat untuk menerima keberadaan penderita AIDS. Banyak masyarakat yang menjahui penderita AIDS dikarenakan adanya penularan baik secara langsung dan tidak langsung.
‘Jika secara langsung dapat diterima seperti berhubungan badan dan bergantian memakai jarum suntik. Tapi jika hanya bertukar pakaian, alat makan dan berbicara tidak membuat seseorang tertular,” ucapanya. [dna]

Tags: