ICST 2019 Jadi Wadah Penelitian Konstruksi Bangunan UKP-UNSW

Director Faculty of Built Environment University of New South Wales, Sydney-Australia (UNSW) Riza Yozia Sunindijo (berbatik kuning) yang juga alumnus UK Petra menjelaskan konsep konstruksi bangunan Green Building yang dimiliki Universitas Kristen Petra kepada peserta ICST 2019.

Konsep Green Building Jadi Solusi Bangunan di Daerah Rawan Bencana
Kota Surabaya, Bhirawa
Internasional Construction Study Trip 2019 menjadi kesempatan membanggakan bagi Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya. Sebab sebagai tuan rumah, UK Petra berkesempatan untuk mengenalkan konstruksi gedung baru yang berkonsep Green Building dihadapan 17 mahasiswa asing dari Faculty of Built Environment University of New South Wales, Sydney-Australia (UNSW).
Dalam kegiatan yang berjalan selama dua minggu tersebut, mulai 21 Januari – 2 Februari 2019 ini akan meneliti perbedaan konstruksi bangunan Indonesia, khususnya di UK Petra. Director Faculty of Built Environment University of New South Wales, Sydney-Australia (UNSW), Riza Yozia Sunindijo mengatakan jika tahun ini merupakan ketiga kalinya pihaknya melakukan study banding di Universitas Kristen (UK) Petra.
Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin mengenalkan Indonesia lebih dalam. Baik dari segi culture, budaya hingga makanan khas Indonesia. “Kami ingin mengubah presepsi mahasiswa kami tentang Indonesia. Apalagi kegiatan ini didukung penuh oleh Pemerintah Australia,” ungkap dia.
Selama dua minggu, lanjut dia, para mahasiswa akan melakukan study excurse terkait Green Building, konservasi Arsitektur, Jembatan Suramadu, Industri Konstruksi 4.0 hingga forum diskusi mengenai perbandingan warisan budaya dan konstruksi bangunan antara Australia dan Indonesia.
“Kami juga akan melakukan agenda cultural activity untuk mengenal Indonesia yang meliputi masakan Indonesia, tarian Indonesia dan kelas melukis batik,”ujarnya.
Hal ini dilakukan, sambung dia, karena tidak sedikit pandangan masyarakat asing yang berpikir terkait potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara berkembang namun tak memiliki teknologi pendukung.
Diakui Riza, penerapan Green Building yang dilakukan UK Petra untuk kampusnya merupkan salah satu green building cambos yang pertama kali di Indonesia. Terlebih itu diterapkan di lingkungan kampus. “Penting menerapkan konsep green building ini di Indonesia. Karena seperti kita tahu negara Indonesia rawan bencana,”urainya.
Pria asal Indonesia ini berharap, usai kegiatan study banding yang dilakukan oleh pihaknya mahasiswa bisa membuka paradigmanya tentang Indonesia. Mengganti presepsi negatif dengan culture masyarakat Indonesia yang ramah dan hangat.
Sementara itu, mahasiswa Arsitektur Faculty of Built Environment University of New South Wales, Sydney-Australia (UNSW), Emily mengungkapkan kesan pertamanya ketika melihat green building di UK Petra. Ia menyatakan jika gedung tersebut memberikan suasana yang berbeda di lingkungan kampus terutama di Indonesia.
“Banyak elemen yang digunakan dalam gedung ini. Seperti Struktur bangunan yang lebih besar, pelataran lebih luas dan desain konstruksi yang memperhatikan persoalan rawan bencana juga seperti gempa bumi. Di Australia ini berbeda, aku tidak menemukan ini disana,” ujar dia.
Ketua Program Studi Magister Doddy Prayogo, mengungkapkan Internasional Construction Study Trip 2019 merupakan program kerjasama yang sudah terbangun tiga tahun belakangan antara program Studi Teknik Sipil UK Petra dengan Built Environment Faculty UNSW. Di mana dalam program tersebut mahasiswa UNSW yang mengambil kuliah International Construction study trip berkesempatan untuk mengunjungi negara-negara berkembang. Tujuannya, agar mereka bisa mempelajari, membandingkan dan memahmi kultur dan budaya industri konstruksi Indonesia.
“Tidak hanya melatih kemampuan komunikasi para mahasiswa kami khususnya bahasa asing akan tetapi juga untuk meningkatkan skill para mahasiswa”, ungkap Doktor Teknik Sipil UK Petra ini.
Di samping itu, lanjut dia, kegiatan tersebut juga dimanfaatkan untuk meneliti perbedaan konstruksi bangunan. Seperti gedung baru UK Petra yang berkonsep Green Building. Menurut Doddy Gedung Green Bulding yang menyerupai huruf ‘V’ tersebut, digunakan untuk meminimalisir paparan matahari di sepanjang tahun dan memberikan ruang terbuka di tengah bangunan.
Dengan begitu, energi yang diperlukan untuk pendinginan ruangan bisa diperkecil. “Konsepnya hemat energi. Karena ini menjadi fokus utama pembangunan gedung yang merupakan hasil karya Ir Jimmy Nurdi,” kata PIC ICST 2019 ini.
Lebih lanjut, ia menegaskan jika gendung berbentuk V tersebut baru pertama diterapkan untuk kampus di Jawa Timur. Ia berharap dengan adanya penelitian konstruksi bangunan dari UNSW bisa terjalin kerjasama antara Universitas Kritsten (UK) Petra dan World Class University seperti UNSW.
Selain itu, terjadi interaksi dan sharing knowlegde yang baik antara mahasiswa UK Petra dan UNSW dalam kaitannya dengan keilmuan di bidang konstruksi. “Caring and Global kita ingin mewujudkan visi misi UKP,”pungkas dia. [Diana Rahmatus S]

Tags: